Terbentuknya segala sesuatu yang
terjadi hari ini, kemarin atau nanti yang akan datang merupakan hasil dari buah
rekayasa aktivitas prakonsepsi. Pengalaman mengerucut melalui jeram-jeram waktu,
yang kemudian bermuara pada sebuah percabangan, mengkerucut lagi hingga air
yang tak berdaya tanpa jeram tak bergerak lagi, buih akibat jeram melambat
begitu pelan dan diam dalam lereng-lereng tanah liat, perlahan lalu hilang,
entah menguap atau kembali lagi ke wujud semula, air. Sekarang untuk detik ini,
kemudian bertanya dari apa semua ini terbentuk, seorang guru honorer tingkat
menengah atas, dengan
mudahnya menjawab pertanyaan ini, bahwa ini semua akibat
sejarah. Sejarah adalah pembentuk semua yang ada saat ini, rancangan peristiwa
yang termakan samarnya dimensi ketetapan yang bernama waktu.
Katanya, “sejarah masa lalu
adalah sejarah pemerasan.” Begitukah seorang Gie menerima mentah-mentah
penjelasan yang muncul sendiri. Entahlah? Seakan tak ada baiknya tentang masa
lalunya atau memang ia korban masa lalu. Kecil, kita bisa liat perbandingannya,
tentang sejarah ada dan hadir untuk menguatkan atau menghilangkan. Sederhana,
kita mungkin masih segar dengan peristiwa tragis di ibukota kecelakaan kereta api
menghempas badan truk tanki muat BBM yang melintang karena jalan macet di
perlintasan KA daerah Bintaro. Mati kutu, truk tak bergerak karena macet,
palang perlintasan Rel KA sudah seperti simbolis tanda mara bahaya. Setelah
kejadian itu, penerapan jalan bebeda diterapkan oleh Dinas Perhubungan (Dishub)
kota setempat
untuk mensiasati peristiwa itu agar tak terulang kembali. Dengan memberlakukan
sistem satu arah agar jalanan tak macet lagi dan tak mengganggu aktivitas
perlintasan yang telah diatur sedemikian rupa dengan pengamanan yang tersedia.
Ini sebuah langkah untuk
menghindari kemungkinan yang akan muncul karena mekanisme pengalaman yang
begitu sadis cara kerjanya karena melibatkan batang jarum jam yang mustahil
diputar kembali ke tempat semula apalagi berhenti. Seperti saat, kita memulai
menghitung bebas dari bilangan real 0, 1, 2 sampai 14 dan kita tiba-tiba
terhenti karena seseorang menyapa kita dari kejauhan, kemudian kita ingin
meneruskan hitungan kita dari angka 14 tadi ternyata peraturan domino tak
memperbolehkan itu, dan harus melanjutkan hitungan dari angka terakhir hingga
tak terbatas.
Sama halnya tuntutan terhadap
pemerintahan feodal oleh Kerajaan Tsaris di Sovyet. Tentang pemberlakuan aturan
pengupahan yang tak adil antara tuan tanah dan petani penggarap. Diperparah
pejabat umpeti dari pemerintah juga ikut-ikutan merangsek memangkas jatah
pengupahan mengatasnamakan pajak tanah yang jelas berat sebelah dalam
hitungannya. Dirasa ini adalah penghapusan hak rakyat pekerja keras secara
halus. Abad ke-17 kebangkitan petani sebagai pihak yang paling tidak
diuntungkan dari hasil pengorbanan fisik mereka, Stenka Razin dan Emelyan
Pugachev mengawali pemberontakan terhadap sistem kerajaan.
Kemudian seorang (yang katanya)
“gila” dari Kremlin-Rusia. Seakan menangkap sebuah tingkatan yang kontras,
memproyeksikan kelas-kelas yang berbeda antar tiap elemen yang ada di
masyarakat dalam penerapan sistem Pemerintahan Tsar. “Terbentuknya
kelas-kelas,” kentus Lenin, ternyata berjumlah lebih banyak dan mereka diperlakukan
tak adil juga kasar. Sosok Lenin kemudian muncul diabad selanjutnya setelah
pemberontakan pertama kelas yang ia sebut “kelas pekerja” di abad 17, dengan
membawa hadiah kue pengantin bertingkat yang ia namakan “Kue Pengantin Tsar”.
Dengan varian rasa yang berbeda tiap tingkatnya; dari atas ke bawah ada rasa
(yang mengatur), rasa (yang membodohi), rasa (yang menembaki), rasa (yang
memakan), dan yang paling bawah dengan ukuran yang lebih besar yaitu rasa (yang
memeberi makan). Kue tersebut ia buat dari resep yang ia pahami dari buku Marx
dengan sedikit menambahkan bumbu rahasia yaitu cara pengolahan yang lebih
kompleks.
Sekali lagi bahwa peristiwa yang
kemudian remuk dilumat gigi geraham yang bernama waktu berubah bentuk dan
memilki sebutan: pengalaman. Menjadi sebuah bom waktu dengan daya ledak lebih
hebat dari 1/4 mm Nitrogen Peroksida karena kesan yang tak mengenakkan. Lenin
hadir dengan Marxist karena ada yang berat sebelah dalam kehidupan orang-orang
yang disebut Proletar dan Borjuis dalam tubuh kekuasaan kapital. Dengan melihat
“Kue Pengantin Tsar” itu tadi. Kelas paling bawah adalah kelas yang paling
lelah dan yang paling meresakan sakit, Lenin merangkul mereka demi kesama
rataan yang lebih baik dimasa yang akan datang nanti, dengan sebuah jalan yaitu
pembentukan kelas revolusioner oleh kelas pekerja.
Kalau memang sejarah berasal dari
bahasa Arab “sajarotun” berarti pohon
(buku sejarah SMA kelas 8). Maka, seperti apa bentuk pohon, lebih baik kalian
yang bermurah hati (untuk saat ini) segera buka sedikit tirai kamar kalian,
tengoklah disudut halaman rumah. Pohon dilihat mulai akar yang tertutup tanah,
batang, dahan ranting, daun, dan buah. Kemudian buah jatuh membusuk bijinya
berkecambah menjalar dan menjadi pohon baru lagi yang sama tapi dengan varietas
yang berbeda. Sejarah begitulah kiranya, berurutan serupa siklus yang terulang
dan terus terulang meskipun dalam tuntutan waktu yang berbeda.
Sejarah sebuah peristiwa yang
tidak bisa dipungkiri keberadaanya. Bertanggung jawab atas apa yang masih
tersisa saat ini, akibat turbulence
ketika memasuki dimensi baru. Sedikit mengguncang badan pesawat mengakibatkan
sebagian penumpang mual dan khawatir (jatuh). Seperti alam semesta ini yang
ibaratkan pesawat dengan penumpangnya adalah mahkluk-mahkluk yang sibuk
beregenerasi terhadap cuilan kecil cosmic yang luar biasanya indahnya, begitu
dinamakan bumi.
Kemunculannya kembali begitu
muram, tidak sepasti apa yang saat ini dan hari ini terjadi. Spekulasi dan
sifat skeptis begitu merusakan buah yang terlalu masak pada kehidupan. Untuk
hari ini kita bisa memastikan. Tapi nanti?, besok pagi, besok lusa, atau bulan
depan. Apakah kita masih bisa memastikan buah jambu yang tadi siang kita petik
tak akan busuk kalau tanpa masuk tempat pendingin makanan? Apakah ikan Kerapu
tangkapan nelayan sore tadi, tak mungkin membusuk tanpa diasinkan?. Begitulah
kiranya, masa lalu yang indah dan yang memilukan menyuruh & menanti kita
dikemudian hari. Kita hanya dapat memastikan saat masa lalu itu muncul kembali
dan berbentuk lain. Dan niscaya lebih menyeramkan. (Luhur)
No comments:
Post a comment