JudulBuku
: SetahunBersama Gus Dur
Pengarang : Moch. Machfud MD
Penerbit : Pustaka LP3ES Indonesia
Tahun : 2003
TebalBuku : 317Halaman
Peresensi : MaulanaSyarifudin
Dalam buku ini,
sosok Gus Dur sangat menarik bagi seorang Moch. Mahfud MD,
sehingga ia menuliskan buku ini Setahun Bersama Gus Dur, sebuah buku yang
mengungkap perjalanan seorang Moch.Mahfud MD selama menjadi menteri pertahanan
di era Gus Dur. Gus Dur di mata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini adalah
seorang guru sekaligus teman. Seperti yang tersampaikan jelas di halaman pertama
buku ini, terbaca kalimat : “Masih selalu terbayang di mata dan tergiang di
telinga, saat-saat engkau memberi petuah tanpa menggurui, saat engkau mengajak canda
tanpa menyinggung perasaan, saat engkau mengajak
menghayati visi kebangsaan tanpa paksaan.”
Kedekatan Mahfud
MD dengan Gus Dur, sebenarnya tidaklah seperti yang dibayangkan orang. Dalam buku
ini jelas sekali mantan Menteri Pertahanan (Menhan) di masa Gus Dur ini sebenarnya
lebih banyak mengenal Gus Dur lewat tulisan,
ceramah dan pemberitaan di media massa. Jadi
Mahfud baru mengenal Gus Dur ketika ia masih duduk di bangku kuliah.
“Ada
jutaan orang yang mengenal Gus Dur dengan cara seperti itu,” ungkapnya. Namun,
tambahnya, “Belum tentu dikenal oleh Gus Dur” maklum karena Gus Dur adalah seorang tokoh besar, dan dirinya awalnya
adalah salah seorang dari jutaan orang tersebut .
Mahfud
MD bertemu secara fisik dengan Gus Dur hanya dua atau tiga kali di forum
ilmiah, 16 tahun sebelum dirinya diangkat menjadi menteri. Dan dia yakin bahwa setelah
pertemuan itu Gus Dur ‘melupakannya’, karena pertemuaan itu dianggap adalah pertemuan
biasa.
Tapi pada
22 Agustus 2000, Gus Dur selaku Presiden mengumumkan pengangkatan dirinya sebagai
Menhan. Banyak orang yang mulai bertanya, siapa Mahfud MD ini, dan seberapa dekat
dirinya dengan Gus Dur, sehingga ia diangkat menjadi Menhan?
Bahkan
pada saat itu seorang kyai kharismatik dari jember, KH Chotib Umar
mempertanyakan bagaimana seorang peminat hukum tata negara biasa dikenal oleh Gus
Dur, dan juga dalam kolom khusus di rubrik “Resonansi” harian republika (17
september 2000) bahwa teman-teman dekat
Mahfud MD sendiri tidak tahu kalau Mahfud menjadi salah satu koleksi dari
kenalannya seorang tokoh besar Gus Dur. Maka Pertanyaan inilah yang juga menjadi
pertanyaan Mahfud dalam bukunya ini. Kenapa dirinya yang hanya baru dua atau tiga
kali bertemu dengan Gus Dur akhirnya ‘dipanggil’ untuk menjadi bawahannya langsung?
Buku ini
memang banyak berbicara tentang ‘sepak terjang’ Gus Dur dari perspektif Mahfud.
Dan boleh jadi akibat nyelenehnya Gus Dur itulah dirinya ‘masuk’ dalam dunia politik
yang belum dikenalnya secara praktis sama sekali.
Di
halaman – halaman awal ini, Mahfud MD menceritakan
pengalaman bagaimana dirinya mendapat telepon dari istana, yang tidak disangka -
sangka, karena memang ia merasa bukan siapa - siapa, layaknya seorang yang
sedang bermimpi. Akhirnya ia harus terbangun dan sadar bahwa itu bukan mimpi.
Sangat menarik
sekali apa yang ditulis dalam buku ini, begitu mengalir, dan tanpa terasa pembaca
seolah-olah dibawa menemani dirinya untuk menemui sang Presiden Gus Dur.
Pengangkatannya
sebagai Menhan mendapat reaksi keras, karena dia memang tidak dikenal dalam persoalan
pertahanan. Dia hanya seorang akademisi. Reaksi keras juga meluncur dari Amien Rais.
Awalnya Mahfud ingin mundur. Tetapi akhirnya ia menerima jabatan tersebut, dan
ia menjadi politisi-akademisi yang fenomenal, sepak terjang dan
pernyataan-pernyataannya merupakan perpaduan antara sikap akademisi yang jernih dan politisi yang lincah dan lugas, hingga
pada akhirnya ia diganti oleh koleganya Matori
Abdul Jalil pada masa Presiden Megawati.
Selain berbicara
tentang pertemuan dan pengangkatan Gus Dur kepadanya, Mahfud MD juga menulis tentang
kesan – kesannya terhadap Gus Dur. Terutama tentang dasar pertimbangan atau sumber
informasi yang biasa digunakan Gus Dur. Menurut Mahfud MD, keghaiban kerap kali
memengaruhi pernyataan atau sikap – sikap bahkan keputusan Gus Dur.
Untuk menghadapi
persoalan yang serius, sumber informasi Gus Dur bisa terdiri dari laporan dan analisis
staf, informasi media massa, informasi dari masyarakat khususnya LSM, informasi
langit dan pemahaman Gus Dur sendiri atas informasi itu.
Walau buku
ini berbicara tentang Gus Dur, tetapi bukan berarti buku ini hanya menceritakan
tentang ‘ikatan batin’ antara Mahfud MD dan Gus Dur saja. Banyak hal yang bisa diambil
manfaatnya.Boleh jadi kita bisa mendapat manfaat dari apa yang ditulis Mahfud
MD tentang Gus Dur sendiri, dan bisa juga kita mendapat manfaat dari sosok Mahfud
MD sendiri, yang merupakan salah seorang warga negara yang saat ini pernah berkiprah
dalam tiga institusi yang berbeda. Yakni sebagai eksekutif, legislative maupun
di lembaga yudikatif.
No comments:
Post a comment