Organisasi merupakan suatu wadah bagi
sekelompok orang yang memiliki kesamaan tujuan. Agar sebuah organisasi dapat
bertahan, maka organisasi memerlukan sosok pemimpin yang ideal. Seperti halnya
fenomena pemilu di Indonesia saat ini, yang bertujuan untuk menjadikan Negara
Indonesia lebih maju dari sebelumnya.
Begitupun dengan organisasi mahasiswa saat ini,
mahasiswa membutuhkan pemimpin yang bisa mengayomi mereka secara bijaksana.
Tidak lepas dari itu, ruang lingkup mahasiswa pun memerlukan sosok pemimpin
yang bisa memberikan wadah bagi mahasiswa yang lain dan hal itu di atur dalam
sebuah sistem atau undang-undang yang berkaitan dengan organisasi. Sama halnya
dengan suatu bangsa yang membutuhkan seorang pemimpin dengan kemampuan memimpin
yang baik dan mementingkan kesejahteraan rakyat serta dapat mempertahankan
eksistensi bangsanya sendiri.
Tentunya regenerasi menjadi penting untuk
mewujudkan kader-kader bangsa menjadi baik, oleh karena itu evaluasi semasa
menjadi pemimpin adalah salah satu cara untuk memperbaiki keberadaan organisasi
seperti HIMAPRODI atau organisasi lain.
Oleh karena itu pemimpin yang baru menjadi
sangat penting untuk mewujudkan keinginan-keinginan yang belum terpenuhi. Regulasi
kepemimpinan organisasi mahasiswa intra kampus saat ini berbarengan dengan
pemilu di Indonesia saat ini.
Regulasi kepemimpinan organisasi mahasiswa
yang di kenal dengan sebutan HIMAPRODI (Himpunan Mahasiswa Program Studi)
khususnya di Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Sampai saat ini, hanya beberapa
saja yang sudah melakukan pergantian kepemimpinan di HIMAPRODI. Sementara
sebagian lagi masih dalam proses pergantian kepemimpinan baru.
Setiap
prodi memiliki sistem yang sama dalam melaksanakan regulasi kepemimpinan
HIMAPRODI. Ada yang membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin mencalonkan
menjadi ketua, ada pula yang ditunjuk menjadi calon ketua HIMAPRODI karena
dedikasinya selama menjadi pengurus.
Ketika demokrasi dibuka seluas-luasnya, dan
semua mahasiswa jurusan memiliki kesempatan untuk menjadi ketua HIMAPRODI, maka
kemungkinan adanya calon ketua yang tidak kompeten pun semakin besar. Apalagi jika
calonnya tidak mengetahui seluk beluk HIMAPRODI. Seperti halnya Negara kita
yang menganut sistem demokrasi. Saat ini siapa pun bisa mencalonkan diri
menjadi pemimpin. Namun, kenyataannya? ketika mereka terpilih menjadi pemimpin,
mereka belum dapat membawa perubahan yang baik bagi Negara ini.
Selain itu, apakah
regulasi kepemimpinan dapat mengubah kinerja HIMAPRODI menjadi lebih baik lagi
ke depannya? Selama ini, kegiatan yang dilakukan HIMAPRODI tidak banyak yang
tercium ke permukaan. Hanya beberapa kegiatan formal saja yang terekspos.
Sementara kegiatan rutin yang lain tidak banyak diketahui oleh mahasiswa
jurusannya. Kurangnya sosialisasi mengenai program kerja kepada mahasiswa
jurusan, membuat tidak semua mahasiswa jurusan mengetahui kegiatan apa yang
rutin dilakukan HIMAPRODI.
Hal tersebut
amatlah disayangkan. Sebagai organisasi intra yang dijadikan wadah bagi
mahasiswa untuk berkreasi dan melakukan kegiatan positif, malah tidak
dimanfaatkan secara maksimal. Keikutsertaan mahasiswa jurusan dalam
kegiatan-kegiatan rutin pun tidak menyeluruh. Hanya beberapa mahasiswa saja
yang diikutsertakan. Dalam suatu organisasi, diperlukan adanya partisipasi dari
semua pihak, untuk menciptakan mahasiswa yang militan.
Idealnya
seorang Pemimpin yang mereka
harapkan dapat mengemban tugasnya dengan penuh amanah, baik dan membuat
perubahan-perubahan positif dalam organisasi yang di pimpinnya. berdasarkan
keinginan para mahasiswa tentunya. Bukankah untuk menjadi seorang pemimpin yang
ideal dibutuhkan adanya kerjasama yang baik dengan semua pihak dan harus
bijaksana, tidak seperti kerupuk yang melempem ketika di terpa angin.
Dan bahkan keberadaan organisasi kampus saat
ini seperti hangat-hangat tai kucing
yang hanya semangat di awal namun tidak berfungsi di akhir kepemimpinannya.
Mungkin bisa di bilang adanya sama halnya dengan tidak ada. (Nur)
No comments:
Post a comment