![]() |
doc. Repro Internet |
Jika aku shopi mungkin orang itu adalah orang yang aneh yang
tiba datang dan meninggalkan sesuatu buat shopi . Tapi aku bukan shopi. Dengan penasaran ku lihat buku itu, rupanya ada nama yang sepintas aku dengar yaitu nesche . Akupun membacanya, namun selang
beberapa waktu, aku telah menghabiskan
banyak lembar dari buku itu. Tapi ada hal yang aneh , yaitu ”tuhan telah mati” ia benar, itu kira-kira
sepintas gagasan nische yang membuatku menjadi munafiq pada agama, entahlah
kenapa? Orang tuaku mengajariku keimanan sedang aku Seperti selalu ada bisikan dalam fikiranku sehingga
membingungkanku pada masalah teologi. Tidak seperti biasanya alam, fikiran, keyakinan tampak
sebagai sesuatu yang meragukan dan tak pasti di ujung fikiranku setelah membaca
buku nische. Padahal aku baru saja selesai membaca sekitar seperempat dari buku
yang berjudul nische yang tepat berada
didepanku.
kalaupun
demikian, dengan fikiran agak berat dan
malam yang membuat tubuhku menggigil karena waktu itu sunyi mulai
bersepatu waktu, laci dan jendela kamarku tampak seperti mendiam tak mau
berbicara apapun, namun aku tetap perlahan membaca bait paragraf dari buku
nische yang rasanya tak mungkin aku selesaikan dalam waktu singkat dan mata
yang mulai mengantuk . Tetapi, dalam beberapa peragraf berikutnya, lagi kedua, gagasan nische
tuhan telah mati itu kutemui , namjun aku menghiraukannya begitu saja dan
menutup buku, sembari meletakkannya tepat disampingku dengan mengesploitasi
malam dengan tidur karena malam telah mulai larut, dan besok aku harus berangkat pukul 06.00 WIB kesekolah.
“leo leo
leo,,” suara bi ani membangunkanku dari luar pintu kamar sambil mengetoknya.
“iya bi… aku udah bangun ” rupanya fajar
sudah terbit dan bunyi ayam kampung telah selesai membangunkan warga. Seketika
itu pula Tampak jelas dari jendela orang
berlalu lalang menuju tempat peribadatan mereka_masjid_ untuk sekedar melakukan
aktivitas berjamaah shalat subuh pagi itu. Perlahan aku ambil udhu’ dan berangkat menuju perkumpulan
warga, rupanya semua warga telah berkumpul
dalam masjid. Namun tepat depan masjid fikiranku mulai lagi dihantui
oleh gagasan nische seorang filosof
perancis yang sempat tadi malam aku
membacanya. Seperti yang kuduga bahwa rasanya
aku tidak puas menerima gagasan nische bahwa tuhan telah mati dan
gejolak dalam hati yang terasa meragukan, adakah tuhan yang mereka sembah
adalah tuhanku? Atau tidakkah mereka sedang menyembah keyakinan mereka dan aku
mengikutinya dengan tidak pasti? Atau pula mereka sedang dibodohi oleh agama
dan tuhan?. “ ah tidak “ gumamku dalam hati sambil melanjutkan jalanku menuju
shaf yang tampaknya sedang kosong.
Lima menit
telah lewat dengan ritual shalat
penuh khusu’ namun aku lagi-lagi terganggu oleh pikiranku sendiri, sepertinya aku saat ini tidak sedang
beragama namun aku hanya berkeyakinan
itulah yang Membuatku bingung.
Malam kedua, rupanya aku ingin kembali melanjutkan membaca
buku nische untuk sementara waktu
karena kehausanku pada gagasannya, selanjutnya pada alinia keempat aku bahkan
sama sekali tidak menyangka bahwa nische
selalu mendapat keritikan, terutama dari kalangan filosof islam. Aku kini
bahkan mulai mengaguminya karena ditengah kemelut seperti itu dia bahkan
mencipta gagasan filsafatnya menjadi populer. Rasanya aku menjadi
penganutnya, beberapa hari dikamar
mengurung diri sambil merenung sebab aku menemui jalan buntu dan tidak lagi menemukan tuhanku, namun
banyak orang menganggapku gila dan
bahkan orangtuaku mengasingkan aku, Karena aku disangka telah belajar ilmu
sesat. Bagi aku mereka adalah orang gila yang tidak pernah bertanya kenapa
mereka harus tunduk pada sesuatu yang bodoh dan tunduk pada tuhan yang diciptanjya
sendiri melalui keyakinan mereka. *(Umam)
No comments:
Post a comment