Tahun ini,
seandainya masih hidup dia berusia 124 tahun. Dialah Dame Agatha Mary Clarissa
Christie, seorang penulis yang lahir di Torquay, Inggris. Wanita yang lebih dikenal dengan nama Agatha
Christie sebagai nama pena miliknya ini, merupakan anak bungsu dari tiga
bersaudara. Lahir dari orang tua yang bernama Frederick
Alvah Miller dan Clara Boehmer, tepat pada tanggal 15 September 1890. Dalam
hidupnya, Agatha telah melakukan pernikahan sebanyak dua kali dengan dikaruniai
seorang putri dari suami pertamanya.
Semasa
hidupnya, Agatha Christie tidak pernah disekolahkan oleh orang tuanya. Sejak
dirinya kecil hanya ada tutor yang secara teratur berkunjung ke rumahnya untuk
berbagi ilmu dasar. Meskipun tak pernah merasakan namanya bangku sekolah, namun
dia mampu membuktikan jika ia bisa menjadi lebih baik dengan hasil karya
ciptanya. Anak bungsu ini, menunjukkan kecintaannya pada buku yang telah tumbuh
sejak kecil. Selain itu, dorongan dari sang ibu lah yang membuat ia masuk di
dunia tulis menulis dan menghasilkan karya yang luar biasa.
Semasa Agatha
remaja, beberapa kali ia menulisan naskah-naskah teater amatir, namun belum
terpikir olehnya untuk menjadikan menulis sebagai profesi. Sampai suatu saat ia
berhasil menyelesaikan cerpen pertama yang bertajuk ‘The House of Beauty’. Berawal
dari cerpen inilah, si bungsu memulai untuk menciptakan sebuah novel pertamanya
berjudul ‘Snow Upon the Desert’ yang mengambil latar belakang kota Kairo
dan ditulis berdasarkan pengalamannya tinggal selama 3 bulan di kota itu saat
menemani ibunya yang sedang sakit. Sayangnya, tidak ada satu pun penerbit yang
mau menerbitkan novelnya tersebut. Tetapi, Agatha tidak putus asa sampai di
sini, dia mendapatkan banyak dukungan dari sahabat dan keluarganya.
Dalam
hidupnya, Agatha Christie sangat menyukai cerita-cerita detektif, terutama
serial ‘Sherlock Holmes’ dari Sir Arthur Conan Doyle. Hal ini lah yang
kemudian membuat Agatha memutuskan untuk membuat cerita detektifnya sendiri.
Sehingga pada tahun 1920, novel pertamanya yang berjudul ‘The Mysterious
Affair at Styles’ diterbitkan di Amerika dan di Inggris satu tahun
kemudian, yang ketika itu Agatha masih berkarir sebagai apoteker. Sambutan
positif pembaca mendorong Agatha untuk terus menulis fiksi kriminal dengan
tokoh-tokoh yang tak kalah unik.
Disaat Agatha
Christie mencapai puncak ketenarannya, tiba-tiba pada tangal 3 Desember
1926 dia dikabarkan seolah menghilang ditelan bumi. Tidak ada yang bisa
menjelaskan bagaimana hilangnya sang penulis papan atas ini. Namun, ada
perspektif yang menyebutkan bahwa hilangnya Agatha Christie karena mengalami amnesia yang
disebabkan gangguan
urat syaraf setelah kematian ibunya dan masalah dalam
perkawinan pertamanya. Ada yang berpendapat bahwa ini hanyalah sebuah aksi
publisitas saja. Sampai pada akhirnya tanggal 14 Desember di sebuah hotel di
Yorshire, Agatha Christie ditemukan
Karya fiksi
kriminal yang ditulisnya menghasilkan kisah misteri paling terkenal di dunia.
Karyanya paling laku sepanjang masa. Buku-bukunya telah terjual sebanyak lebih
dari satu miliar eksemplar dalam bahasa Inggris dan satu
miliar lagi dalam 45 bahasa asing. Sebagai contoh kepopulerannya yang semakin
meluas, Agatha adalah penulis paling laris di Perancis, dengan lebih dari 40
juta eksemplar novelnya terjual dalam bahasa Perancis. Agatha
menerbitkan lebih dari 80 novel dan naskah teater yang kebanyakan merupakan
kisah detektif dan misteri ruangan tertutup. Dia adalah
seorang tokoh besar dalam fiksi kriminal
untuk keberhasilan komersialnya dan inovasinya dalam genre tersebut. Karyanya
telah banyak yang difilm kan, diantaranya yang paling sering diulang-ulang
ialah "Pembunuhan di Atas Orient Express",
"Pembunuhan di Sungai Nil",
"Kereta 4.50 dari Paddington".
Kepiawaian Agatha Christie dalam hal menulis
tidak dapat diragukan lagi. Terkadang dalam ceritanya dia suka mempersulit
kisahnya dengan teka-teki yang lain dari umumnya.
Dia begitu teliti dalam menentukan alur ceritanya, tetapi dia akan memastikan kalau para pembacanya akan memperoleh semua informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan teka-teki yang diberikan seperti pelaku dalam novel akan sangat sulit ditebak, tetapi sebeum kisah berakhir pembaca akan diberitahu tentang pelaku serta bagaimana dia melakukan aksinya dengan rapi. Dan hal ini juga akan membuat pembaca lebih imajinatif. Sampai sekarang, karya-karya sang “Ratu Kriminal” masih terus melekat dihati para penggemarnya melalui berbagai bentuk adaptasi, seperti film, serial televise, teater, sampai animasi.
Dia begitu teliti dalam menentukan alur ceritanya, tetapi dia akan memastikan kalau para pembacanya akan memperoleh semua informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan teka-teki yang diberikan seperti pelaku dalam novel akan sangat sulit ditebak, tetapi sebeum kisah berakhir pembaca akan diberitahu tentang pelaku serta bagaimana dia melakukan aksinya dengan rapi. Dan hal ini juga akan membuat pembaca lebih imajinatif. Sampai sekarang, karya-karya sang “Ratu Kriminal” masih terus melekat dihati para penggemarnya melalui berbagai bentuk adaptasi, seperti film, serial televise, teater, sampai animasi.