Buku adalah salah satu prasarana penting yang
harus ada dalam sebuah proses pengajaran, namun bagaimanakah jika buku yang
dianggap penting tersebut tidak kunjung dibagikan kepada mahasiswa karena adanya
kejanggalan dari beberapa pihak yang terkait dengan masalah pembagian buku, dan
belum jelas keberadaannya.

Seperti
fasilitas buku ajar yang ada di Fakultas Syari’ah, di sana para mahasiswa
mendapatkan 3 buku ajar yakni satu buku intensif bahasa Inggris “Road to english”, dan dua buku untuk
intensif bahasa Arab yaitu,“Al-arabiyatul
litholibat” dan buku TOAFEL (Test Of Arabic Foreign Language). Sedangkan di
fakultas Adab mahasiswanya mendapatkan empat buku yakni dua untuk intensif
bahasa inggris “Road to English” dan
“English Dictionery” dan dua untuk
intensif bahasa Arab yaitu “ Al-Arabiyatul
Litholibat” dan buku TOAFEL. Sedangkan untuk fakultas dakwah hanya
mendapatkan satu buku yakni TOAFEL.
Mahasiswah banyak yang mengeluh dengan perbedaan
ini terutama mahasiswa Fakultas Dakwah. “Fakultas dakwah memang selalu telat menangani
masalah buku,“ kata seorang mahasiswi semester dua Jurusan Menejemen Dakwah. Ada
pula mahasiswa yang bertanya-tanya dengan adanya hal ini. “Kenapa Fakultas Dakwah
bukunya harus berbeda dengan Fakultas lain, adakah kebijakan tersendiri untuk mahasiswanya,
atau jangan-jangan masalah anggaran?.” ujar mahasiswi semester dua jurusan BKI
itu pada crew new news.
Penyebaran buku penunjang bahasa asing pada setiap
Fakultas telah selesai dilaksanakan pada bulan Maret. Menurut bapak Abdul Kadir
selaku ketua P2B, menjelaskan pada crew new news ara-aita pada tanggal 05 maret
2015 di ruangannya,“Buku ajar telah dibagikan sejak bulan november kesemua
fakultas.” Namun kenyataan yang kini terjadi di fakultas Dakwah adalah tak
kunjung beredarnya buku penunjang bahasa Inggris.
Adapun perbedaan jumlah buku yang diterima oleh
setiap mahasiswa di fakultasnya masing-masing , merupakan kebijakan dari pihak
Fakultasnya sendiri. Termasuk yang berada di Fakultas Dakwah yang dirasa
berbeda dengan yang lain. Hal ini berkaitan dengan harapan Fakultas dakwah dan
komunikasi yang menginginkan mahasiswanya mahir dalam TOAFEL terlebih dahulu.
Namun bukan berarti buku penunjang bahasa difakultas ini tidak ada. Justru buku
tersebut akan tetap dipakai sebagai pendamping buku TOAFEL yang akan dipelajari
oleh mahasiswa, namun tidak dalam waktu dekat ini “Buku penunjang bahasa untuk
semester dua akan tetap dibagikan agar dipakai berselingan dengan buku
TOAFEL sesuai anjuran dari pihak pusat,
namun tidak untuk waktu dekat ini,” ujar pak Fahrur Rozi.
Dalam keterlambatan ini dilihat bahwa terdapat
kejanggalan yang tidak terjawab, yakni berupa tidak diketahuinya keberadaan
buku pengantar bahasa Arab yang
seharusnya ada dua macam yakni “ Al-Arabiyatul
Litholibat” dan buku TOAFEL, dan saat ini baru menggunakan satu buku
pengantar TOAFEL. Sedangkan pengantar bahasa Inggris yang diketahui sudah
disebar ke seluruh Fakultas, saat ini belum diterima oleh mahasiswa di Fakultas Dakwah
sebagai buku ajarnya. Hal ini ternyata masih memiliki keterkaitan dengan tidak
diketahuinya buku-buku panduan yang dari pusat.
Tidak diketahuinya keberadaan buku ini masih terus
diselidiki oleh pihak Fakultas. Mulai dari menanyakan kepada pihak staf
akademik dan juga pihak penjaga kampus.” Saat ini saya masih mencoba
melacak keberadaan buku yang tiba-tiba menghilang dan akan saya tanyakan kepada
pihak pusat.” Pungkas Bapak Fahrur Rozi. Sama halnya dengan buku penunjang
keagamaan atau ma’had, yang sampai saat ini belum jelas keberadaannya. Dan
sampai saat ini masih di cari kebenarannya.