Oleh: Muhammad
Iqbalul Khoir Ws
Apakah kita perlu untuk bersosialisasi ? Jawabannya ialah sangat perlu,
karena kita merupakan makhluk sosial seperti yang di ungkapkan oleh Emile
Durkheim. manusia membutuhkan kepada orang lain dalam berbagai aspek, misalnya
dalam aspek pendidikan, politik, sosial, budaya. Dalam aspek pendidikan, kita memerlukan
seorang guru yang mengajar ataupun memberikan ilmu untuk memenuhi kebutuhan di bidang
keilmuan. Dalam politik, semua orang pasti berpolitik dalam aktivitas
kesehariannya mulai dari tawar-menawar barang, pembuatan Akta Kelahiran, STNK
dan SKCK dari kepolisian, dan lain-lain sebagainya.
Mengaca dari penjelasan di atas bahwa kita sebagai makhluk sosial harus bisa
menjaga stabilitas sosial kita terhadap orang lain, contohnya saja kita
berperilaku baik kepada orang lain, menjaga sikap, ketemu teman menyapa dan
memberi salam, dan menolong orang yang membutuhkan pertolongan kita. Ketika
penjelasan di atas salah satu ada yang sudah dilaksanakan atau bahkan dilakukan,
semua itu akan berpengaruh terhadap stabilitas sosial kita yang seharusnya kita
jaga.
Dalam hadits pun dijelaskan hubungan
sosial kita dengan orang lain, yakni (hablun minannash) dan hubungan kita dengan
allah swt (hablun minallah). Oleh karena itu penting sekali menjaga kedua
hubungan tersebut dan mengaplikasikannya dikehidupan sehari-hari kita. Hubungan
Vertikal dengan allah ialah ketika kita mengerjakan perintahnya dan menjauhi
larangannya. Hal itulah yang dimaksud
dengan menjaga hubungan kita dengan sang khaliq, sedangkan hubungan horizontal
dengan sesama manusia ialah berbuat baik, saling tolong-menolong sesama,
bersikap toleransi terhadap orang lain.
Contoh ruang lingkup yang kecil saja, yakni kampus sebagai miniatur negara
yang nantinya juga akan berpartisipasi dalam lingkup yang besar tentunya
setelah mahasiswanya keluar dari kampus dan berbaur dengan masyarakat.
Seharusnya kita sebagai mahasiswa harus mempunyai mental yang dapat digunakan kita
ketika terjun dimasyarakat dimasa yang akan datang sesuai dengan fungsinya,
yaitu Agen Perubahan (Agent Of Change) dan Agen Pengawasan (Agent Of Control).
Jadi manfaatkanlah waktu usia
muda kita dan semangat yang kuat untuk menimba ilmu dikampus, gunakanlah semua
itu sebaik-baiknya. Barulah kita mulai membangun hubungan sosial kita dengan
masyarakat, sebagai makhluk sosial yang membutuhkan terhadap orang lain.
Akan tetapi, jika seseorang kurang bersosialisasi itu berdampak kepada
orang itu sendiri yang nantinya akan berpengaruh terhadap informasi yang akan
didapat dari orang lain. Sosialisasi merupakan suatu hal yang sangat penting
untuk kita lakukan karena dengan itu kita dapat dengan mudah mendapatkan
informasi dan kabar-kabar terbaru baik dalam aspek politik, sosial, pendidikan,
dan budaya. Jadi kalau kita ketinggalan informasi akan menyebabkan
ketidaktahuan kita terhadap apa yang terjadi kemarin, sekarang, dan yang akan
datang.
Semakin banyak sosialisasi yang kita bangun dengan orang lain, semakin
banyak pula informasi yang kita dapat, sebaliknya semakin sedikit sosialisasi
kita dengan orang lain semakin sedikit pula informasi yang nantinya kita dapat.
Oleh karena itu marilah kita bangun komunikasi dari ruang lingkup yang kecil
dulu barulah keruang lingkup yang lebih besar. Seperti ruang lingkup yang lebih
kecil yaitu kampus, kita sebagai mahasiswa harus aktif berinteraksi dengan
mahasiswa lain atau bahkan dengan dosen-dosen yang ada.
Kebanyakan mahasiswa di kampus kurang sosialisasi, baik kepada sesama
mahasiswa, maupun kepada dosennya sendiri. Bagaimana mau mendapatkan informasi
dan pengalaman yang luas tanpa adanya sosialisasi yang perannya sangat sentral
terhadap perkembangan pengetahuan melalui hubungan sosial di atas. Adapun faktor-faktor
yang membuat kurang sosialisasi ialah rasa takut, rasa malu, rasa enggan yang
ada pada mahasiswa dan saya yakin kalau dosen tidak banyak yang seperti itu,
melainkan mahasiswanya yang harus membangun dari awal mental dan kesiapan untuk
melakukan interaksi sosial yang nantinya akan melahirkan sosialisasi.
Miss komunikasi merupakan penyebab utama timbulnya kurangnya sosialiasi
antara kedua pihak, yakni mahasiswa dan dosen. Dosen pun juga mempunyai
tanggung untuk membimbing dan memotivasi mahasiswanya agar belajar berinteraksi
lebih dulu sebelum melakukan sosialisasi, baik kepada mahasiswa, dosen, dan
bahkan setelah pulang kemasyarakat. Setelah semua itu sudah tercapai akan
membuat mahasiswa mempunyai mental yang kuat dan sikap percaya diri (confident)
untuk mampu membuat suatu gerakan melalui sosialisasi dengan mahasiswa lainnya
dan juga mampu menerapkan ataupun mengaplikasikannya nanti setelah keluar dari
kampus yang berada dalam ruang lingkup yang lebih besar, yakni di kehidupan
bermasyarakat yang sesungguhnya.
Ketika modal kita sudah ada, untuk berbaur dengan
masyarakat itu akan memudahkan kita untuk membangun suatu hubungan sosial kita
dengan orang lain. Dampaknya juga cukup besar bukan hanya diri kita sendiri,
akan tetapi juga berpengaruh terhadap orang lain. Marilah kita bangun bersama
sosialisasi dengan orang lain baik di dalam lingkup kecil, yakni dikampus dan
dalam lingkup besar sekalipun di kehidupan bermasyarakat.
Oleh karena itu kita harus mempunyai kemauan dan usaha-usaha
yang kuat untuk membuang jauh-jauh suatu hal yang menyebabkan kurangnya rasa
sosialisasi terhadap orang lain, seperti contohnya: Terjadinya miss komunikasi,
adanya rasa takut, rasa malu, rasa enggan dan lain-lain sebagainya, yang
menyebabkan terjadinya hal tersebut dan semua itu merugikan kepada diri sendiri.
No comments:
Post a comment