
Pindahnya
Kantin ke belakang gedung Auditorium UIN
Sunan Ampel Surabaya dari yang sebelumnya berada di sebelah gedung Fakultas
SAINTEK (Sains dan Teknologi) dan Fakultas PSIKES (Psikologi dan Kesehatan)
mendapat tanggapan yang beragam dari
kalangan mahasiswa hingga penjaga dan
pemilik Kantin (konsumen dan marketing)
Pasalnya, pemindahan dilakukan
karena adanya proyek twin tower yang menuntut untuk segera diselesaikan. Karena, proyek tersebut menimbulkan suara mesin,
penyempitan dan penutupan jalan, dan
sebagainya sangat menggangu
kenyamanan para konsumen. Jika tidak dipindah maka akan berdampak kepada
konsumen dan penjaga kantin. Langkah tersebut sudah cukup bijak untuk
melindungi orang-orang yang sedang melakukan transaksi demi memenuhi kebutuhan
hidupnya yaitu makan dan minum, atau yang hanya istrihat dan numpang lewat
saja. Tapi, seharusnya kebijkan tersebut harus diimbangi dengan pemilihan
tempat yang lebih baik dan layak untuk semua pihak, seperti yang diungkapkan salah satu penjaga
toko yang memakai kopiah putih, “Kalau
masalah tempat Mas, lebih nyaman yang di sini. Tapi, kalau untuk pembeli lebih
banyak ketika di sana.”
Selain itu, keberadaan kantin di
belakang gedung auditorium dianggap tidak strategis oleh penjaga kantin, karena
posisinya yang tidak mudah dijangkau oleh mahasiswa. hal itu menjadi alasan mengapa pembeli saat ini mulai
sedikit dan lebih banyak di tempat yang
kemaren. Dari sekian ribu konsumen yang
ada di bawah naungan UIN SA Surabaya, mulai dari dosen hingga mahasiswa hanya
beberapa orang saja yang sering mampir untk sekedar membeli daganngan. Sehingga
hal tersebut berpengaruhi terhadap laba
yang diperoleh oleh pedagang, “Di sini tempatnya kurang tepat, karena dari
kemarin Kantin tampak sepi.” ungkap Bu Tri.
Berkurangnya pengunjung di Kantin
juga dirasakan oleh mahasiswa Prodi Ilmu Politik dia mengatakan bahwa Jauh sebelumnya
saat kantin masih berada disamping Saintek dan Psikologi sangat banyak
mahasiswa yang ngopi, mulai dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Tarbiyah,
hingga ushuluddin. Banyak dari mereka ke Kantin kalaupun hanya sekedar untuk
melepas penat dan sekedar beli minuman. Pemindahan Kantin tidak hanya menjadi
penyebab berkurangnya pelanggan, akses jalan yang terlalu jauh juga menjadi penyebab
mengapa mahasiswa fakultas lain jarang ke Kantin. Mahasiswa FDK dan Tarbiyah
lebih memilih pergi ke Gang Dosen untuk mencari makanan, “Sebelum ini, saya
sering menjumpai mahasiswa FDK dan
Terbiyah. tapi, untuk sekang saya tidak pernah melihat mereka kesini lagi, mungkin
karena jalan yang kemarin itu ditutup dan untuk kesini terlalu jauh. Sehingga
mereka lebih memilih pergi ke Gang Dosen,” kata Arif salah satu pengunjung yang
rajin ke kantin baru itu.
Arif
pun menambahkan bahwa dia merasa
keberatan dengan kondisi tersebut, teman-temannya yang dulunya ketika dipanggil
bisa langsung datang untuk berdiskusi atau hanya sekedar ngopi. “Keadaannya
sekrang sudah berbeda, dulunya saya bisa setiap waktu bisa ngumpul bersama
teman-teman yang ada di dua fakultas tersebut” imbuhnya.
Kondisi yang berbeda dirasakan oleh Fajar
mahasiswa semester 2 Fakultas SAINTEK yang hampir setiap hari membeli makanan
di Kantin yang baru dipindah, “Saya rasa lebih nyaman sekarang, karena lebih
bersih dan lebih tertata rapi dari pada yang kemaren tempatnya gak enak,”
tuturnya.
Meski
dirasa lebih nyaman, dia berharap agar kantin tersebut dipindah ke tempat yang
lebih strategis, sehingga mudah dijangkau oleh semua mahasiswa dan pemasukan
penjual bisa bertambah, serta dibuat sebagus mungkin demi terciptanya
kenyamanan para konsmen dan keuntungan bagi para penjual atau penjaga kantin,
“Saya rasa, tempat sudah lumayan, tapi saya kira Kantinnya dipindah ke tempat
yang lebih strategis,” lanjutnya.
No comments:
Post a comment