Disuatu malam yang lelap, aku seolah berjalan
mengikuti arus kehidupanku semakin dekat dengan suatu cahaya yang amat mengesankan,
cahaya itu adalah sang bintang. Bintang itu begitu
terang dan dekat, seakan aku dapat memeluknya erat dan menyerap seluruh cahayanya, aku pun
melesat bersama kilat yang menyapa, aku melesat jauh ke awan dan menembus
langit-langit yang tinggi, kini aku dapat melihat tata surya membentang indah
membentuk sebuah pusaran cahaya, aku terbang dan terus melayang, dan kini aku seolah dapat memegang tata surya itu
dengan tanganku.
Hampir 15 tahun aku menyimpan mimpi itu ternyata
aku kini menemukan mimpi yang sama. Aku pun teringat
kisah Nabi Yusuf, beliau pernah bermimpi melihat bintang-bintang, dan planet tunduk
padanya. Dan mimpi itu pun ditafsirkan sebagai tanda bahwa ia akan menjadi
insan yang nomer satu didunia. mimpi ini membuatku terus berkhayal ''mungkinkah
aku bisa menjadi nomer 1, hah, aku siapa?, aku hanya seorang karyawan biasa di perusahan itu,'' gumanku dalam hati.
Hari ini adalah hari penerimaan gaji yang selalu ku nantikan, hanya
dari gaji itulah aku bisa menabung untuk keluargaku. Saat ini tepat menunjukkan
pukul 06.30 aku pun mulai bergegas berangkat ke kantorku. Aku pun berangkat dengan
sepeda motor kesayanganku, meskipun sering mogok dijalan namun hanya sepeda ini
yang selalu menemaniku. Sesampainya di kantor seperti biasa aku pun langsung menuju aula
untuk mengantri bersama teman-teman kerjaku,menunggu uang gaji bulananku.
Satu demi satu nama teman-temanku dipanggil sesuai urutan abjadnya,
''Harun, Hakim, Ibad,'' namaku pun terpanggil. Dengan gagah aku berjalan menuju
tempat pengambilan gaji. ''Mohon segera dibuka amplopnya, setelah itu bapak bisa
menemui bapak manajer diruangannya,'' kata salah satu pegawai itu. Mendengar
perkataan itu aku pun bergegas membuka amplop yang telah berada ditanganku. ''Alhamdulillah, subhanaallah
mimpi itu benar-benar merupakan tanda,'' gumanku dalam hati ketika membuka surat keterangan pengangkatan jabatan
yang menerangkan bahwa aku telah diangkat menjadi manager di perusahaan ini.
Aku pun bergegas menuju ruangan manajer pusat di perusahaan, aku sampaikan
ucapan terimakasihku yang sangat besar terhadapnya.
Ketika aku memasuki ruangannya, sang manager pun
mengucapkan selamat terhadapku, aku pun memulai meminta kejelasan terhadapnya.
“Maaf pak kalau boleh saya tau, apa alasan bapak mengangkat jabatan saya pada
status yang lebih tinggi, bukankah masih ada yang lebih pantas dari pada saya?,”
tanyaku. “Saya memilih kamu karena hasil kesepakatan bersama, kamulah yang
terpilih dari beberapa kandidat yang telah diajukan,” kata pak manager.
Berhenti sejenak dan beliau berkata lagi
“dan kamu bisa terpilih karena kamu adalah karyawan yang paling loyal
diantara kandidat-kandidat yang lain, dan kamu memiliki kejujuran yang diakui
semua orang.” Hampir setengah jam sudah kami berdialog, aku pun mulai memohon pamit kepadanya. Dan keluar dari ruangan
beliau dengan penuh rasa syukur.
Malam ini aku pulang dengan penuh senyum kebahagiaan aku pun lekas
menelfon ibu
dan ayahku untuk menyampaikan perihal kenaikan jabatanku, ayah dan ibuku begitu bahagia dan doa
mereka akan tetap selalu menemaniku. Setelah menelfon ayah dan ibuku akupun
bersujud kepada sang kuasa, aku bersyukur atas karunia besar yang telah
diberikan
kepadaku, setelah bersujud kepadanya aku pun bersiap untuk tidur.
Lampu kamar telah redup namun aku tetap berkhayal dengan
imajinasiku. Keadaan ini mengingatkan aku betapa beratnya perjuanganku selama
ini, dimulai dari sekolah yang sederhana dan hanya berbekal penghasilan ayahku yang tak sebarapa, kemudian aku
melanjutkan keperguruan tinggi hanya dengan berbekal penghasilan menjadi tukang becak, kini aku pun bisa membuktikan bahwa aku bisa merubah
keadaan keluargaku menjadi yang lebih baik.
Teringat di waktu yang
lalu,betapa susahnya aku mencari ilmu, dengan latar
belakang keluarga yang miskin aku tetap bertekad untuk sekolah bahkan sampai kuliah pun aku
paksakan dengan mengaturnya agar tetap bisa seimbang dengan pekerjaan yang
menuntutku sebagai tukang becak, karena hanya dari itulah aku bisa kuliah seperti
orang-orang kaya itu.
Di waktu aku ingin berkuliah, aku tak punya sepeserpun rupiah, ayah
dan ibuku hanya mempunyai tabungan untuk makan 1 minggu kedepan. Akhirnya setelah hari kelulusan
itu aku memberanikan diri bekerja sebisaku untuk bisa membiayahi perkuliahanku
nanti. Dan akhirnya aku pun dapat
berkuliah hingga lulus.
Perkuliahanku berjalan dengan banyak masalah
ekonomi keluarga, namun karena tekadku yang keras, aku pun dapat lulus dengan
nilai yang baik, dan dapat langsung bekerja di sebuah perusahaan di pusat kota
itu. Dan hingga saatnya kini aku pun dapat menjadi seorang pimpinan perusahaan,
dengan kerja keras dan semangat yang tinggi. Dan menurut manager pusat aku
adalah orang yang jujur, dan karena itulah aku pantas menerima jabatan ini.
Disinilah aku mulai memahami, bahwa kesuksesan itu berawal dari tekad yang
tinggi dan bukan karena latar belakang kehidupan.