
Ada dua kontroversi sejarah tentang kehidupan
Pattimura. Dalam suatu buku yang berjudul “Api Sejarah” karangan Mansyur Surya
negara, nama asli Patimura adalah Mat Lussy ia lahir di Hualoy, Seram selatan. Ia
terlahir dari keturunan bangsawan dari Kerajaan Islam Sahulau, tidak di
Jelaskan kapan tanggal dan tahun Pattimura lahir, namun disitu dijelaskan bahwa
saat Mat Lussy lahir, kerajaan Sahulau dipimpin oleh Sultan Abdurrahman yang di
kenal dengan sebutan Sultan Kasimillah.
Sedangakan menurut sejarah versi Pemerintah yang ditulis oleh M. Sapija, nama asli Pattimura
adalah Thomas Matullesy. Ia terlahir dari keturunan bangsawan yang berasal dari
Nusa Ina yang sekarang terkenal dengan sebutan Seram, ayahnya adalah anak dari
Kasimllah Pattimura matuless yang merupakan keturuanan dari Sultan Sahulau.
Ayahnya itu bernama Antoni Matullesy.
Perjalan perjaungan Pattimura dimulai sejak
berpindahnya kekuasaan Inggris ke tangan Belanda pada tahun 1816. Sejak saat
itu Belanda menguasai maluku dan menetapkan kebijakan politik monopoli, pajak
tanah (landrente), pemindahan
penduduk dan juga pelayaran Hongi (Hongi
tochten). Kebijakan-kebijakan itu
memberikan tekanan yang sangat dirasakan oleh warga Maluku, Kemudian pada tahun
1817 rakyat Maluku mulai melakukan perlawanan akibat kekerasan dan paksaan yang
dilakukan oleh Belanda terhadapnya. Dalam perang perlawanan pertama, Pattimura
di tunjuk oleh para sesepuh Maluku yang tak lain adalah Raja-Raja kerajaan
Maluku, para Kapitan dan para Ketua adat yang ada di Maluku, untuk menjadi
pemimpin sekaligus panglima perang rakyat Maluku. Menurut mereka Pattimura
adalah sosok Pemuda yang bersifat Kesatria, selain itu ia juga memiliki
pengalaman Militer ketika maluku masih di kuasai oleh Inggris dan sejak saat
itulah gelar kapitan Pattimura di berikan kepada Matulessy. Kapitan adalah
istilah yang diberikan kepada orang yang berjiwa mulia dan memiliki kesaktian
khusus dan agamis.
Sebagai seoerang Pemimpin, ia tidak langsung
merajahi, pemerintahan raja-raja yang menunjuknya, justru ia malah mengarahakan
kepada raja-raja itu untuk tetap memimpin dan menggerakan roda pemerintahan. Selain
itu ia juga membantu raja-raja itu untuk menagtur pendidikan dan penyediaan
pangan dan dia menganjurkan pada raja untuk membuat benteng pertahanan. Ketika
ia menjadi seorang panglima perang ia merencanakan segala strategi untuk
berperang dan bahkan ia menggunakan strategi berperang secara nasional dengan
menjalin hubungen kerjasama dengan kerajaan Ternate dan Tidore, Kerajaan-kerajaan di pulau Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang nasional melawan belanda pun terjadi
dengan sangat hebat. Belanda pun merasa terancam dengan keberadaan Ptimurra
pada waktu itu. Belanda kemudian mengirim seorang Komisaris jendral yang hebat
dari Belanda yakni Laksamana Buykes hanya untuk menyerang Pattimura.
Dalam peperangannya melawan Belanda, Pattimura
ditemani oleh para Panglima lainnya, diantaranya adalah Melchior Kesaulya,
Anthono Rebhok, Philip Latumahina dan Ulupaha. Mereka adalah penglima-panglaima
hebat bangsa indonesia, keberanian mereka membuat Belanda tak berkutik dalam
berperang. Namun sayangnya belanda berhasil mengadu domba persatuan mereka.
Kelicikan belanda itu berbuah manis untuk Belanda, persaudaraan yang terjalin
dengan kuat, telah berhasil di robohkan oleh belanda dengan politik aduh
dombanya.
Ketika warga maluku mulai lengah akibat politik
aduh domba itu. Belanda merencanakan Penangkapan kepada Patimura dan
kawan-kawannya. Saat itu Pattimura berada di sebuah rumah di desa Siri Sori
Maluku, Belanda datang dengan wajah yang terliat baik, mereka membujuk
Pattimura untuk bekerjasama dengan mereka. Pattimurah tetap teguh dalam
pendiriannya, bahwa ia tetap anti terhadap Belanda. Setelah berkali-kali
ditolak oleh Pattimura, Belanda kemudian membawa Pattimura menuju Ambon, di
sana ia di hakimi oleh pengadilan Belanda kemudia ia di ancam hukuman gantung
atas penolakannya. Benteng Viktoria Ambon adalah saksi kesetiaan Pattimura
terhadap bangsanya. Di sana ia memberi penolakan secara tegas terhadap Belanda
kemudian eksekusi hukuman gantung untuknya pun dilaksanakan.