Orientasi studi cinta akademik dan
almamater (OSCAAR) yang dilaksanakan mulai tanggal 26 hingga 29 Agustus 2015
ini merupakan rangkaian awal dan juga formalitas untuk pengenalan almamater
serta akademik bagi mahasiswa baru (MABA).Selama tiga hari berturut-turut MABA
diharuskan memakai atribut yang sudah ditentukan oleh panitia pada tiap
fakultas.Tiap fakultas mempunyai konsep sendiri-sendiri untuk menjelaskan serta
memaparkan megenai atribut yang dikenakan fakultasnya.
Contohnya fakultas ekonomi bisnis
islam (FEBI) yang megangkat konsep ‘Menyongsong masyarakat ekonomi asean(MEA)’.
Iqbal Khoiri mengatakan bahwa konsep tersebut diangkat karena FEBI identik
degan masalah perekonomian dan bisnis.Sejalan dengan konsep OSCAARnya, dalam
menggunakan atribut FEBI lebih memilih atribut yang elegan dan berkelas agar
terkesan seperti pebisnis ataupun pelamar kerja. “Tahun ini kita agak beda
dengan kemarin, kalo kemarin masih kental dengan perpeloncoan. Kali ini atribut
FEBI lebih elegan dan berkelas biar kayak pleamar kerja soalnya nanti
juga ada yang bawa map.” Ungkap ketua OSCAAR FEBI.
Berbeda dengan FEBI, fakultas tarbiyah
dan keguruan (FTK)mengalami perubahan saat mensosialisasikan aturan
OSCAARnya.FTK sempat mengalami perubahan atribut dan membuat beberapa MABA
kebingungan. Contohnya Adib, MABA asal Kediri ini terpaksa harus bolak-balik
Kediri-Surabaya karena ia mengetahui perubahan atributnya terlambat. Ia datang
ke Surabaya untuk membeli perlengkapan-perlengkapan OSCAARnya yang sudah
disediakan oleh panitia, karena atribut yang hampir i siapsebelumnya mengalami
perubahan.“Sempat bigung sih mbak, karena panitia ngeshare
pengumumannya lewat facebook, kebetulan saya buka facebooknya juga agak
terlambat” jelasnya.
Hampir sama dengan FTK, panitia
fakultas dakwah dan komunikasi (FDK) pada tahun ini menentukan atribut yang
menurut salah satu MABAnyajuga sangat sulit. Ahmad Madani mengatakan bahwa ia
sangat kesulitan mencari atribut untuk OSCAARnya. Ia kehabisan stok
perlengkapan rompi serta belum mendapatkan burung pipit yang merupakan salah
satu syarat OSCAARnya itu.“Saya bingung mau cari rompi dan burung pipitnya
kemana lagi, mana saya belum terlalu mengenal daerah Surabaya sekarang ini”
ungkapnya dengan polos.
Kesusahan dalam memenuhi perlengkapan
OSCAAR juga dialami oleh salah satu MABA fakultas psikologi dan kesehatan
(FPK). Ini merupakan tahun pertama FPK megadakan OSCAAR fakutasnya sendiri
setelah bergabung dengan fakutas sains
dan teknologi (SAINTEK) ditahun 2014 lalu .Menurut Burhanuddin selaku Gubernur
fakultas psikologi dan kesehatan, dalam OSCAAR ditahun 2015 ini FPK ingin
tampil sederhana dan relax. Meski terkesan ringan dalam memenuhi atributnya
salah satu MABA mengalami kesulitan. Karena ia disuruh oleh panitia untuk
mengambil perlengkapan yang ia beli dikonveksi tempatpanitia menjahitkan tas
untuk OSCAAR MABAnya.Mahasiswa asal Lamongan ini sempat kesal karena panitia
tidak memberi kejelasan dan kepastian dengan alasan sibuk.“Saya bingung sekali
dengan apa maunya panitia ini.Saya disuruh ambil sendiri tas yang saya pesan
dipenjahit, jadi sempet muter-muter hampir dua jam cari tempat penjahitnya. Kalo
dia bilang sibuk saya juga sibuk cari peralatan yang lain” pungkasnya sambil
emosi.
No comments:
Post a comment