![]() |
Dok. Ris/Arta |
Araaita.com - Seminar Nasional Kepemudaan turut memeriahkan perayaan hari
lahir Left Democratic Force (LDF) Komite Surabaya yang ke - 16 pada
Kamis, (24/03/2016) pagi hari tadi di aula Fakultas Adab Dan Humainiora (FAHUM)
gedung C2 Multimedia Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya (UINSA).
Dalam Rangkaian acara tersebut turut dimeriahkan pula oleh
penampilan Seni Hadrah Banjari PMII Rayon Dakwah dan Komunukasi (FDK) dan Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Musik Konkrit 34 Band Fakultas Syariah dan Hukum (FHS)
UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) sebagai pembuka rangkaian acara.
Kemudian disuguhkan pula dengan pemutaran video Kegiatan LDF Komite
Surabaya, dan penjelasan sejarah Left Democratic Force (LDF) oleh salah
satu pelaku pendirinya yaitu Buyung Pambudi. Dalam penjelasannya Buyung
mengungkapkan bahwa pada tahun 2000 dirinya mendirikan dua organisasi yaitu
yang pertama perpustakann keliling yang dinamakan Suket dan yang kedua Left
Discussion Forum yang kemudian sekarang berubah nama menjadi Left
Democratic Force (LDF).
Lebih lanjut Buyung menjeleskan prihal latar belakang pendirian LDF,
Buyung mengungkapkan LDF didirikan sebagai wadah bagi para pemuda untuk
menjelaskan komitmennya pada pembelaan kaum Mustad’afiin, kaum pinggiran
atau kaum yang lemah, “jadi beberapa kegiatan kita diperuntukkan bagi
kaum yang Mustad’afin, bukan
diranah sosialisme maupun ranah komunisme,” Ungkapnya.
Buyung pun menyatakan kegembiraannya dapat hadir di hari lahir
Organisasi yang didirikannya tersebut, Buyung berharap agar para pemuda penerus
bangsa dapat menunjukkan perannya dalam pembelaan kaum yang Mustad’afin, kaum
yang lemah. “saya berharap kawan-kawan yang ada disini sebagai generasi penerus
bangsa, bisa menunjukkan kerja nyata, peran yang nyata bagi pembelaan kaum Mustad’afin,
kaum yang lemah,” Pungkas dosen STKIP bangkalan tersebut.
Selain Buyung, Muslih hasyim Syufi sebagai pembicara pada seminar
tersebut juga mengajak para pemuda agar aktif dalam organisasi manapun, baik di
tingkat cabang, fakultas maupun di tingkat kelompok diskusi, menurutnya banyak
orang sukses yang berangkat dari Aktifis. “mayoritas bisa dikatakan 90% orang
yang sukses di bidang apapun itu ketika
jaman mudanya menjadi aktifis,” ujarnya.
Muslih juga menuturkan bahwa orang yang menjabat yang berangkat
dari aktifis dan yang dari non aktifis itu pasti akan berbeda, menurutnya orang
yang menjadi pimpinan sebuah daerah, perusahaan maupun apapun jika berangkat dari
aktifis dan non aktifis pasti berbeda, “sama bung, tapi rasanya pasti beda”,
Pungkas Sekretaris KNPI Jatim tersebut.
No comments:
Post a comment