![]() |
Dok. Luk/Google |
jika sudah mulut ini terbungkam mati
bersama puing hati yang tertindih
isakan tangis masih meratapi
jika merana itu begini
sesalku singgah disini
terlalu banyak salahkan diri
yang gegabah mengatur posisi
sudahlah, mungkin takdir ilahi rabbi
dan
sekarang kebingungan mengikuti
jika
banyak yang ingin diraih
tapi tak
juga ada solusi
hanya
berdiam sepi
terjerat
ku bersama para Napi
terbelengguh di dalam jeruji besi
jika
fakta bertolak sedang ku mengingini
sakit pun bersaksi kepedihan yang tak terobati
cukup
sendiri menelan pahitnya kopi
karena
tiada lagi yang bisa mengerti
semenjak
ia pergi tinggalkan duniawi
jika
semua ini hanya mimpi
mencoba
mengahapus rintihan api
walau
badai terus menghakimi
terus
dan terus tiada henti
menembus
sanubari
sadarku
yang telah terjatuh
lalu
terbangun lagi
lalu
terjatuh lagi
dan ini
p
u
i
s
i
h
a
t
i
*Penulis adalah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi semester 4
No comments:
Post a comment