Araaita.com
- Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) Perbandingan Agama fakultas
Ushuluddin dan Filsafat ( FUF) UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) menggelar Seminar yang bertajuk, “Peran Polri Dalam
Menjaga Kebhinnekaan Indonesia : Respons Terhadap Kelompok Agama Garis Keras”
Pada Kamis, (31/03/2016) pagi hari tadi.
![]() |
Dok. Far/Arta |
Dalam seminar tersebut di hadiri
oleh Mahasiswa Program Studi
Perbandingan Agama dari dua Perguruan Tinggi yaitu Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Kediri, dan Universitas Darus Salam Gontor yang tergabung dalam
Mahasiswa Perbandingan Agama Jawa Timur (MAPAJA).
Selain kedua Perguruan Tinggi
tersebut turut hadir pula sebagai nara sumber pada seminar tersebut yaitu
Kombes Pol. Raden Prabowo Argo Yuwono selaku Kabid Humas Polda Jawa Timur, dan
Dr. Syamsu Rijal Panggabean, MS selaku Staf pengajar pada jurusan Hubungan
Internasional dan Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK), Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta.
Terkait dengan pengantisipasian
gerakan-gerakan radikal serta langkah
yang harus dilakukan oleh Perguruan Tinggi Islam (PTI), Kombes Pol. Raden
Prabowo Argo Yuwono menghimbau agar elemen-elemen perguruan tinggi memberikan
informasi yang benar kepada masyarakat. “Jadi bukan hanya tugas kelompok
tertentu, ketika membaur agar memberikan inormasi yang benar, dengan harapan
bahwa informasi yang di terimakala itu akan menjadi benar”. Ujarnya kepada
wartawan saat di temui usai seminar.
Lebih lanjut Kabid Humas Polda Jatim
tersebut mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan tindakan Preventiv dan Preemtif secara terus-menerus
dan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. “dan kalau dari kepolisian
kita ada upaya-upaya antara Preventiv
dan Preemtif dan telah kita lakukan
berkali-kali, sampai yang bersangkutan itu sadar dan kita menggunakan
Stakeholder yang lain”. Imbuhnya
Selain itu menurut pria kelahiran Yogyakarta tersebut
gerakan radikal bukan hanya menyentuh para mahasiswa akan tetapi juga menyentuh
pada masyarakat luas. “sebenarnya tidak hanya mahasiswa saja, akan tetapi
biasanya itu yang rentan dengan keimanan jadi gampang terpengaruh dengan
doktrin lain, tapi semua masyarakat bisa menjadi korban.” Pungkasnya. *(oZR)
ReplyDeleteSaya tertarik tentang artikel Anda pada masyarakat.
Saya juga memiliki artikel yang sama tentang masyarakat yang dapat Anda kunjungi di www.lpm.gunadarma.ac.id