![]() |
Dok. Maulana/Arta
Saat pemenang lomba LKTI memaparkan pernyataannya dalam Press Conference di FDK.
|
Araaita.com - Rabu, 25/10/16 telah diselenggarakan acara Press
Conference di Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) lantai dua ruangan
Laboratorium Micro Preaching. Acara yang dimulai sekitar pukul 11.30 WIB
tersebut merupakan Press Conference dari beberapa mahasiswa yang berhasil
menyabet juara dua Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang diselenggarakan oleh
Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur 2016.
Tim
peneliti yang terdiri dari Anif Muchlasin, Mardian, dan Aprilia Ainnur Cahya
tersebut merupakan mahasiswa dari program studi (Prodi) Pengembangan Masyarakat
Islam (PMI). Mereka membuat penelitian dengan judul “Dewa Alam Lestari Jembul:
Peran Mahasiswa sebagai Fasilitator dalam Menyongsong Desa Wisata (Dewa) Alam
Lestari Jembul Berbasis Kearifan Lokal (Studi Kasus Pemberdayaan Masyarakat di
Desa Jembul, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto).”
Salah
satu dari tim peneliti tersebut menjelaskan bahwasanya pada saat pengumpulan karya
tulis tersebut, mereka berada di urutan kelima. Namun pada saat mereka
mempresentasikannya, terdapat hal unik yang tersimpan di dalamnya. Hal unik
tersebutlah yang menjadikan mereka mendapat nilai plus.
Terdapat
pertanyaan yang menggelitik dari juri saat mereka mempresentasikan LKTI mereka
“Mengapa Fakultas Dakwah dan Komunikasi dapat melakukan seperti ini?” Muchlasin
pun menjawab bahwasanya konsep dakwah yang diterapkan bukan hanya bermodel
ceramah di mimbar, melainkan terjun langsung ke lapangan untuk turut serta
andil memberdayakan masyarakat.
Saat
Press Conference tersebut, salah satu dari mereka juga menjelaskan
bahwasanya lokasi penelitian mereka berada di kawasan hutan dengan budayanya
mengambil hasil kehutanan untuk dijual. Padahal terdapat larangan untuk
melakukan hal itu. Jadi mereka memikirkan bagaimana caranya agar masyarakat
dapat kembali ke jalan yang lurus. Akhirnya mereka pun menggunakan kopi sebagai
media dakwah mereka. Mereka mengusahakan agar masyarakat setempat memanfaatkan
kemasan kopi untuk dijual sebagai penghasilan mereka. “Jadi dakwah kita dengan
media kopi, agar mereka tidak mencuri hasil hutan lagi,”Tutur salah satu tim
peneliti tersebut menjelaskan. *(Mey/Arta)
No comments:
Post a comment