![]() |
dok. www.change.org/faris |
Araaita.com –
Penyelenggaraan pesta demokrasi dengan pemilihan ketua Dewan Mahasiswa (DEMA)
serta Senat Mahasiswa (SEMA) di UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya yang
dilaksanakan pada kamis 20 april yang lalu nampaknya berbuntut panjang.
Pasalnya sehari setelah pemilihan usai, tepatnya pada 21 April kemarin muncul
petisi menolak hasil pemilu raya UINSA.
Petisi tersebut di buat oleh mahasiswa yang mengatas namakan
dirinya sebagai Aliansi Mahasiswa UINSA di laman www.change.org. berdasarkan
pantauan araaita.com hingga sabtu malam terdapat 187 pendukung yang
sudah menandatangi petisi tersebut. Tak hanya itu, petisi tersebut juga
mencantumkan laman berita araaita.com yang memuat berita pemilihan DEMA
UINSA pada kamis lalu serta 2 media sosial yang lain yang juga menulis tentang
pemilihan tersebut.
Petisi tersebut di tujukan pada Rektor UINSA Prof. Abd A’la, bagian
kemahasiswaan UINSA, Wakil Rektor 3 UINSA, Komisi Pemilihan Umum Raya Mahasiswa
(KOPURWA) UINSA, Prof. Ali Mufrodi serta gedung Rektorat UINSA.
Dalam petisi yang di buat, mereka menolak hasil pemilu raya UINSA
dan menilai demokrasi di UINSA cacat. Tak hanya itu, petisi tersebut juga
menilai Kopurwa tidak netral dan memihak pada salah satu calon pasangan. Selain
itu, petisi tersebut juga menyinggung pengumuman pendaftaran yang di nilai mendadak.
“Hidup kadang memang tidak adil, tapi itu bukanlah menjadi alasan untuk
menyerah,” tulisnya di laman www.change.org.
Selain itu salah satu mahasiswa yang ikut menandatangi petisi
tersebut mengatakan, bahwa pemilihan tersebut tidak transparansi dan sangat
tertutup. “Tidak ada transparansi sama sekali dan sangat tertutup, seharusnya
ini untuk mahasiswa dan semua mahasiswa berhak untuk tau dan memilih,” tulis
Rachmanda Bayu Hilmawan di laman www.change.org.
Senada dengan Rachmanda, Andi Dwi Hermawan yang juga menulis di
laman petisi tersebut juga mengatakan bahwa pemilihan umum raya mahasiswa pada
tahun ini di nilai cacat, bahkan ia mengaku fakultasnya tidak mendapat info
terkait pemilihan tersebut. “Apalagi untuk fakultas saintek yang bahkan tidak
diberikan info sama sekali,” tulis Andi. (Ris)
No comments:
Post a comment