![]() |
Ilustrasi |
Araaita.com - Riswan Efendi salah satu dari 3 mahasiswa yang menjadi korban pemukulan oknum tak di kenal mengisahkan kronologi pemukulan dan pengeroyokkan yang terjadi pada Selasa 6/6 yang lalu.
Riswan mengatakan bahwa peristiwa itu diawali ketika
proses verifikasi berkas dan penentuan nomor urut surat suara yang dilakukan
Kopurwa FPK harus lembur hingga larut malan di dalam Kampus.
Pukul 21.30 beberapa oknum mahasiswa psikologi
diikuti belasan mahasiswa yang tak diketahui dari mana asalnya turut
menghampiri perkumpulan forum Kopurwa FPK untuk menanyakan beberapa hal dari
pengumuman yang ditempel di Gedung FPK, terjadilah adu argumen.
Argumen
yang menjadi perdebatan sengit hingga berujung pada
pemukulan tersebut, diduga berawal
dari oknum mahasiswa yang
menanyakan salah satu poin yang tertera pada pengumuman Kopurwa.
Diketahui sebelumnya bahwa poin yang di pertanyakan
tersebut sudah dipersidangkan secara resmi dan sah melalui Kongres Besar
Mahasiswa Fakultas Psikologi dan Kesehatan (KMBF-FPK).
“Saya
cuma jalankan intruksi yang sudah tertulis jelas kok hasil dari rapat KBMF dan didampingi oleh SEMA FPK yang masih
menjabat waktu itu. kok malah digugat
pakai bentak-bentak, terus main pukul lagi,” kata Riswan sembari menunjukkan
kertas pengumuman Kopurwa FPK yang berisi poin yang dipersoalkan oleh oknum
mahasiswa pelaku pengeroyokan yang tak dikenali itu. (Man)
Tiga Korban pemukulan tersebut di
ketahui bernama Hanif selaku Wakil Gubernur DEMA-FPK yang dipukul tepat dibagian wajah, Ahmad Nur
Ismail selaku Sekretaris Kopurwa FPK tepat di bagian leher, dan M. Riswan
Efendi selaku Ketua Kopurwa FPK sempat dikeroyok tapi dapat melawan. (Ris)
No comments:
Post a comment