Film ini menceritakan tentang masa pemerintahan presiden Soeharto.
Disini diceritakan bahwa pada masa pemerintahan orde lama semua harga sembako naik, BBM menigkat begitu drastis, gaji para buruh ditahan dan nilai tukar mata uang
indonesia juga merosot tajam . Oleh karena itu mahasiswa Trisakti melakukan
demo besar-besaran. Mereka meminta agar presiden Soeharto diturunkan dari
jabatanya sebagai presiden.
Chelsea Island yang berperan sebagai Aktivis Reformasi yang bergerak
melakukan aksi demo untuk menurunkan presiden Soeharto, harus berbenturan
dengan kakaknya salma yang diperankan oleh Ririn Ekawati. Salma yang menjadi
pegawai di dapur Istana Kepresidenan melarang Diana untuk ikut dalam aksi demo
karena ia khawatir dengan keselamatan adik satu-satunya. Namun hal itu tidak di
hiraukan oleh Diana ia malah melawan kakaknya dengan mngatakan “semut saja
diinjak gigit apalagi kita.”
Ditengah kondisi yang penuh ketidakpastian, presiden Soeharto
memutuskan untuk tetap pergi ke Kairo Menghadiri KTT G-15, Sementara itu wakil
presiden B.J Habibie dikejutkan oleh insiden penembakan di Trisakti. Dengan
adanya insiden ini suasana waktu itu semakin pelik mahasiswa semakin marah dan
masyarakat melakukan pemberontakan di jalan-jalan dan merusak tempat- tempat
pemberlanjaan.
Salma yang saat itu sedang hamil besar dalam perjalanan pulang dari Istana
Negara, juga menjadi korban kerusuhan yang yang terjadi pada saat itu. Iapun
hilang tanpa ada yang mengetahui dimana keeberadaanya. Namun kejadian itu
membuat diana menyesali perbuatanya iapun tak lagi ikut dalam aksi demo yang
dilakukan oleh seluruh mahasiswa di Indonesia. Ia juga menyadari bahwa untuk
melakukan perubahan bukan hanya dengan aksi demo, namun dengan semangat untuk
mengajarkan pendidikan kepada genersi muda sama halnya dengan membuat
perubahan.
Donny Alamsyah yang berperan sebagai kakak ipar diana tidak bisa
berbuat apa-apa karena jabatanya sebagai komandan pasukan militer TNI
memaksanya untuk tetap menjalankan kewajibanya sebagai tentara yang bertugas
untuk mengamankan negara.
Disamping itu Boy William yang berperan sebagai pacar Diana yang saat
itu juga ikut serta dalam aksi demo penurunan, terpaksa harus menerima
kenyataan bahwa sebagai keturunan tonghoa dirinya harus kehilangan ayah dan
adiknya dalam kerusuhan. Bahkan Daniel hampir terjebak sweeping warga yang
menyaring orang-orang Non Pribumi, yang saat itu menjadi puncak issue rasial di
Indonesia. Untungnya Daniel selamat dan menemukan keluarganya lalu dengan
sangat terpaksa harus meninggalkan Indonesia dan kembali ke Tionghoa.
Dengan kegigihan seluruh mahasiswa yang bersatu untuk menurunkan
soeharto serta 14 menteri yang menolak tergabung dalam Kabinet Reformasi.
Akhirnya Soeharto mengundurkan diri dari
kepresidenan dengan mengumumkan secara langsung di media televisi. Diana juga
berhsil menemukan kakaknya yang saat itu sedang berada dirumah sakit untuk
melakukan persalinan.
Selain cerita yang dikemas dengan penuh arti sejarah sebagai
pembelajaran bagi kaum muda saat ini yang mulai lupa dengan sejarah indonesia,
film ini juga mengajarkan kepada kita sebagai mahasiswa untuk tidak takut dalam
menyuarakan kebenaran.
Film dibalik 98 yang di
sutradarai oleh Lukman Sardi ini juga sangat menarik karena menampilkan tokoh rekaan.misalnya
adegan diskusi Presiden Soeharto dengan Wapres BJ Habibie atau dengan Mbak
Tutut maupun Pak Harmoko. Semua tersajikan secara detail, seolah itu menjadi
cerita utama. Menjadi kelebihan karena peristiwa-peristiwa itu dimainkan secara
baik pula oleh para aktor senior yang memerankannya.
Film ini juga sangat bagus,
dimana film ini mengingatkan kita kembali pada tragedi 98 yang terjadi pada
masa lalu, bisa dibilang masa lalu yang kelam bagi bangsa Indonesia. Di film
ini banyak pemain yang sangat berpengalaman dalam berakting sehingga dapat
membawa karakter masing – masing pemain sangat mendalam. Suasana yang
diciptakan dan atribut yang digunakan sangat mendukung seperti kejadian yang
aslinya pada tahun 1998. Film ini layak untuk di tonton untuk semuanya,
dikarenakan film ini memberikan sejarah yang pernah terjadi pada masa lalu.
Namun kekurangan dari film ini ialah iringan
musik yang tidak sesuai dengan keadaan yang sedang berlangsung sehingga tidak
membangun emosi pemirsanya.
Resentator: Ummi Aidah
No comments:
Post a comment