![]() |
Semarak: Suasana persiapan menuju acara UINSA Mengaji untuk Indonesia di depan Twin Tower UINSA. (dok. arta) |
Araaita.com – Rabu (30/8/2017), ratusan masyarakat umum memenuhi halaman twin towers
UIN Sunan Ampel Surabaya. Malam itu UIN
Sunan Ampel Surabaya sedang melangsungkan acara pengajian bernama
UINSA Mengaji untuk Indonesia. Dengan mengusung tema “Mensyukuri Kemerdekaan,
Menguatkan Jihad Kebangsaan”. Tema
tersebut menjadi tema awal pengajian perdana outdoor
tersebut.
Pengajian ini
merupakan real kegiatan dari pihak
rektorat saja. Dan sengaja tidak melibatkan SEMA (Senat
Mahasiswa) dan DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa) Universitas sebagai panitia,
karena pihak rektorat ingin SEMA dan DEMA fokus pada kegiatan PKK-MB
(Perkenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru) UIN Sunan Ampel Surabaya
2017. Namun tetap, pihak rektorat melibatkan bantuan dari UKK Pramuka, UKM Menwa, Klinik UINSA, dan Keamanan. “Ini dari rektorat
memang, tidak melibatkan SEMA dan DEMA agar fokus PKK-MB,” ungkap Muchammad Helmi Umam selaku Koordinator UINSA Mengaji untuk Indonesia.
Pengajian yang
digelar selama tiga jam ini menghadirkan empat pembicara terkemuka, yakni ulama
sekaligus Kru Umum Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin, rektor UIN Sunan Ampel
Surabaya Abd. A’la, si Celurit Emas D. Zawawi Imron, dan seorang ulama Habib
Anis Sholeh Ba’asyin. Acara tersebut berlangsung pukul 19.00 hingga 22.00 WIB dengan
diawali penampilan dari Angklung dan Kolintang dari Fakultas Dakwah dan
Komunikasi dan diakhiri dengan dakwah dari pembicara Ma’ruf Amin.
Acara pengajian tersebut
diketuai oleh Zumrotul Mukaffa, selaku wakil rektor dua yang sekaligus memberi sambutan bagi jamaah UINSA
Mengaji untuk Indonesia. Dengan dibantu koordinator lapangan Muchammad Helmi
Umam sekaligus wakil panitia
UINSA Mengaji untuk Indonesia.
Sebenarnya, acara ini dilangsungkan dua bulan yang lalu. Namun,
dikarenakan pihak pembicara yakni Ma’ruf Amin baru bisa menghadiri acara tersebut akhir
agustus. Maka, acarapun dilakukan bersamaan pula dengan adanya kegiatan PKK-MB
(Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru). “Beliau
baru bisa hadir akhir agustus memang, dan mintanya tanggal segitu. Inginnya juga masih melekat nuansa
kemerdekaan,” tambahnya.
Untuk kedepan, rencananya acara pengajian ini akan
diadakan selama tiga bulan sekali. Namun, untuk kedepannya tidak di desain terlalu
besar, karena agar tidak memakan tempat. “Tapi nanti juga melihat anggaran,” ucap Umam.
Umam mengatakan
bahwa acara pengajian perdana ini tidak ada sponsorship. Namun kedepannya akan dicoba untuk melakukan sponsorship.
“Masih murni memakai anggaran sendiri,” ungkapnya.
Sewa tayang juga
dilakukan dari panitia untuk menayangkan acara pengajian ini live di TV9, karena mungkin dari
pihak televisi tertarik dan barangkali kedepannya akan bisa live secara gratis.
“Jika
acaranya memikat pihak televisi,
kan bisa jadi
acara tetap,” pungkasnya.
Acara tersebut dihadiri
dari berbagai kalangan, yang terbanyak yakni mahasiswa.
Namun tidak seperti yang diekspektasikan, Umam mengaku
kecewa karena hanya sedikit jamaah
yang hadir. Padahal, harapannya mahasiswa, wali mahasiswa, dosen, dan karyawan turut serta untuk
meramaikan acara pengajian ini. “Baru kali ini kan UINSA
mengadakan acara pengajian di luar seperti ini, namun tetap tidak begitu banyak
yang datang,” keluh lelaki berkemeja putih tersebut.
Panitia memang
lebih menganjurkan acara pengajian ini untuk mahasiswa dan wali mahasiswa. Karena tema yang disampaikan sangat tepat
dengan kondisi yang dialami Indonesia saat ini. Banyaknya
fenomena yang terjadi sekarang menunjukkan
bahwa UINSA ingin meluruskan bahwa civitas akademis
termasuk mahasiswa seharusnya dapat menangkal radikal, ekstrimis yang mengatas
namakan agama. “Nah tujuannya dengan membuat acara ini adalah bahwa Islam itu
dekat dengan Indonesia, agar tidak ada gerakan radikal. Apalagi kita sebagai universitas yang berlebel Islam seperti halnya
STAIN dan lain sebagainya harus bisa memiliki eksistensi Islam,” jelasnya.
Umam merasakan bahwa sosialisasi kepada masyarakat
luas memang
kurang begitu maksimal. Sosialisasi kepada mahasiswa baru pun baru dilaksanakan
dua hari sebelum acara pengajian tersebut berlangsung. “Kami mengirim surat edaran
kepada DEMA Universitas dua hari sebelumnya agar nantinya bisa diberitahukan
kepada mahasiswa baru agar langsung membawa baju ganti, agar pulang PKK-MB
langsung bisa mengikuti acara ini,” tutur lagi Umam, yang menjadi salah satu
dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat.
Namun, ternyata
banyak mahasiswa baru yang tidak datang seperti Wahyuni salah satu mahasiswa
baru program studi Ekonomi Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang
mengatakan bahwa tidak ingin datang. “Saya gak datang, karena kelelelahan
seusai PKK-MB,” jelasnya saat ditemui di masjid UINSA. (anna/rurun/hafidz)
No comments:
Post a comment