![]() |
doc. Ars/Arta |
Warung Kopi (warkop) merupakan suatu tempat yang menyediakan kopi untuk dinikmati para penikmat kopi. Namun seiring dengan perkembangan zaman, Warkop telah berevolusi menjadi tempat yang menyediakan berbagai hal mulai dari gorengan, nasi, es dan lain-lain. Kini Warkop telah menjamur diberbagai daerah mulai dari pedesaan bahkan perkotaan. Seperti halnya area sekitar Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.
Terdapat puluhan Warkop yang berdiri
disekitar UINSA dengan difasilitasi berbagai alat penunjang yang sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa seperti Wireless Fidelity (wifi), live
music, ataupun game. Bukan hanya fasilitas yang melengkapi, harga
yang relatif murahpun menjadi salah satu faktor ramainya Warkop tersebut.
Selain itu, fungsi Warkop yang tadinya
hanya sebagai tempat nongkrong bagi penikmatnya. Kini Warkop telah beralih
fungsi yaitu sebagai tempat diskusi, mengerjakan tugas, main catur, membaca
buku, mencari inspirasi, maupun hanya sebagai tempat meluangkan waktu senggang
saja.
Dari survey Penulis, tujuan utama
mahasiswa saat waktu senggang yaitu menuju ke Warkop. Di sana mereka dapat
duduk berjam-jam walaupun hanya memesan secangkir kopi. Bahkan tak jarang mereka
kembali ke Warkop dimalam hari hingga rela begadang sampai pagi hari.
Alasan mereka menghabiskan waktu di
Warkop karena melihat kegiatan mahasiswa di kos hanya duduk, tidur, dan nonton.
Menurut mereka hal tersebut sangatlah membosankan sehingga Warkop dinilai
tempat alternatif yang pas untuk menghilangkan rasa bosan karena di sana mereka
dapat bertemu dengan kawan sejawatnya.
Selain menghilangkan rasa bosan, Warkop
seakan-akan dianggap sebagai pahlawan oleh para mahasiswa karena tempatnya yang
nyaman, jaringan wifi yang
lancar, serta sensasi kopi yang dapat menghilangkan rasa kantuk sehingga
memudahkan mereka untuk begadang mengerjakan tugas-tugas kuliah terutama yang
dikejar deadline dan harus dikumpulkan di pagi hari.
Peneliti dari Johns Hopkins University
mengungkapkan bahwa selain menghilangkan rasa kantuk, kopi juga memiliki manfaat kesehatan bagi
penikmatnya yaitu dapat membantu meningkatkan daya ingat seseorang hingga
rentang waktu 24 jam. Hal ini terjadi karena efek kafein yang terdapat dalam
kopi.
Bukan hanya itu, kopi juga bermanfaat
untuk meningkatkan metabolisme tubuh, mencegah batu empedu, mengurangi resiko
penyakit liver, dan dapat membantu pembakaran lemak. Bahkan, resiko penyakit
yang mematikan sepertihalnya diabetes, kanker dan resiko penyakit parkinson (
kerusakan otak dan saraf progresif yang mempengaruhi gerakan) dapat dikurangi
dengan meminum kopi.
Bagi para mahasiswa perantauan, ngopi
sambil nongkrong adalah pelepas penat dan rindu pada keluarga karena di Warkop
mereka dapat mempererat tali silaturrahmi dengan teman dan sahabatnya.
Kedekatan tersebut membuat mahasiswa mempunyai keluarga baru di perantauan
sehingga tak tak merasa sendirian.
Fenomena seperti ini dapat dikatakan
sebagai candu terhadap Warkop. Dimana mereka menghabiskan waktu hanya berada
dalam Warkop. Meskipun memberikan berbagai manfaat namun kebiasaan ini dapat
menimbulkan dampak negatif bagi para mahasiswa.
Dampak negatif yang didapat yaitu dari kebiasaan mahasiswa
bergadang berakibat mereka tidak menghiraukan shalatnya, pekerjaannya, dan juga
menyia-nyiakan waktunya. Dari kebiasaan tersebut pula dapat menyebabkan para
mahasiswa mengantuk saat perkuliahan bahkan mereka rela bolos kuliah karena
begadang hingga larut malam.
Selain itu, begadang juga berdampak pada fisik mahasiswa dimana
kesehatan mereka terganggu. Telah banyak penelitian yang dilakukan untuk
membuktikan bahwa kebiasaan kurang tidur akan menyebabkan penyakit stroke.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Warwick Medical School dalam publikasi
European Heart Journal yang menyebutkan bahwa jika tidur kurang dari enam jam
setiap hari, dapat meningkatkan serangan stroke yang dapat mengakibatkan
kematian sebanyak lima belas persen.
Dampak ketiga yaitu terkena Alzheimer. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Maiken Nedergaard, M.D., D.M.Sc. dari University of Rochester
Medical Center School of Medicine and Dentistry, New York menjelaskan Alzheimer
adalah penyakit pelupa atau lupa ingatan baik secara permanen maupun sementara.
Dampak keempat ketika mahasiswa sering terkena paparan wifi di
Warkop maka berdampak pada rusaknya sel-sel otak mengakibatkan mereka mudah
sakit kepala, mudah merasa lelah, kehilangan memori ingatan dalam jangka
panjang maupun pendek. Seperti halnya kasus anak-anak sekolah di Kanada dan
Staff pekerja di Perpustakaan Nasional Perancis yang mengalami gejala
sakit kepala, otot bekedut, dan nyeri temporal yang diakibatkan oleh paparan wifi.
Karena dampak-dampak yang disebabkan kecanduan Warkop tersebut maka
seharusnya mahasiswa bijak dalam melakukan sesuatu agar tidak merugikan masa
depan kelak. Sebaiknya jangan jadikan Warkop sebagai tempat ternyaman karena
sesungguhnya tempat menenangkan diri hanyalah masjid, dimana kita bisa
berdzikir dan memohon pertolongan kepada Allah.
Management waktu juga perlu diterapkan karena kebutuhan tubuh yang
idealnya tidur 7-8 jam perhari harus terpotong oleh sesuatu yang kurang
bermanfaat dan berdampak pada kesehatan tubuh kita sendiri. Oleh karena itu
sebaiknya kita harus dapat menggunakan waktu luang dengan kegiatan yang
bermanfaat.
Oleh: Arifah Syarofina
*Penulis adalah Mahasiswa Semester V Komunikasi dan Penyiaran Islam
UIN Sunan Ampel Surabaya
No comments:
Post a comment