![]() |
doc. Gita/arta |
Araaita.com -
Festival Banjari yang diselenggarakan di Auditorium UIN Sunan Ampel Surabaya
pada Kamis (19/10) menjadi rangkaian acara kedua dari Festival Nasional (Fesnas) dengan tema “Urgensi Pendidikan Karakter; Memperkuat Negara Multikultur melalui Anak Negeri”, yang merupakan acara
tahunan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Ampel Surabaya.
Sebelumnya acara
tahunan ini diberi nama Haflah Miladiyah PGMI. Namun, setelah mendapat berbagai
masukan dari dosen PGMI, nama tersebut diganti menjadi Festival Nasional, “Kalau
tahun kemarin itu namanya Haflah Miladiyah PGMI, lalu sekarang atas permintaan
dosen minta diganti nama jadi seperti ini," ujar Nur Oktaviana, selaku ketua panitia
dari Fesnas 2017.
Festival banjari ini diikuti oleh 35 peserta yang berasal dari
Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Dasar Islam (SDI), atau Sekolah Dasar Islam
Terpadu (SDIT) yang ada di Jawa Timur. Lebih lanjut, Nur Oktaviana mengatakan, 35
peserta ini merupakan peserta pilihan. Pasalnya sebelumnya telah dilakukan
seleksi rayon di tempat yang sudah ditentukan oleh panitia Fesnas.
“Tanggal
8 Oktober sudah melakukan seleksi rayon di UINSA, MI Unggulan Sabilillah
Lamongan, dan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Mandemangan Madiun,” Ujar wanita berkerudung hijau tersebut.
Acara festival
banjari ini, mendatangkan tiga juri dari Surabaya. Dua merupakan alumni Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ikatan Qari’ Qariah Mahasiswa (IQMA), dan yang satu merupakan Alumni dari PGMI. Penilaian
dari festival banjari ini meliputi musik, vocal dan adab dari peserta.
“Ada Ustadz Nada, Ustadz
Aziz dan Ustadz Rizal dari Surabaya. Dua alumni IQMA dan yang satu merupakan
alumni PGMI sendiri tapi sudah menjadi pengajar banjari. Juri menilai musik,
vokal dan adab," terang Muhammad Nur
Arifin, yang bertanggung jawab dalam perlombaan banjari, ketika ditemui crew
Ara Aita ketika Ishoma acara. (Saf)
No comments:
Post a comment