doc. Repro Internet
Araaiata.com - Keberhasilan
pembangunan suatu bangsa ditentukan salah satunya oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki bangsa itu.
Demikian halnya bangsa Indonesia yang saat ini dalam taraf membangun, dan
sangat membutuhkan sumber daya
manusia yang berkualitas.
Berkaitan dengan hal ini, Indonesia
saat ini memasuki kondisi yang sangat krusial dan menentukan perjalanan sebagai
sebuah bangsa yang juga dalam masa pembangunan. Menurut sumber dari Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), era krusial ini oleh
banyak kalangan yaitu disebut sebagai Era “Bonus Demografi” yang saat ini sudah
dimulai dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada rentang tahun 2020-2030.
Era bonus demografi ditandai dengan
dominasi jumlah penduduk usia produktif (16-64 tahun) atas penduduk tidak
produktif yang bisa dilihat dari angka rasio ketergantungan yang rendah. Rasio
ketergantungan sendiri merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia
produktif dan usia tidak produkif.
Bonus
Demografi sendiri, sebagaimana kandungan makna kata “bonus”, merupakan sebuah
keuntungan yang dapat diraih asalkan memenuhi syarat-syarat tertentu dan
diusahakan dengan benar. Jadi bunus demografi tidak semata-mata otomatis
membawa dampak positif, melainkan diusahakan dan diarahkan dengan benar.
Bonus
demografi akan menjadi berkah dan sekaligus ancaman bagi negeri ini. Menjadi
berkah luar biasa jika negeri ini mampu mengelola potensi anak muda dan pekerja
usia produkif sebagi sumber daya manusia yang bermanfaat dan efisien. Akan
tetapi, potensi bonus demografi ini akan menjadi petaka jika tidak dibarengi
dengan manajemen sumber daya dan kebijakan politik yang bertumpu pada
pembangunan berkelanjutan.
Jika
dianalisis, bonus demografi merupakan fenomana ketika penduduk sangat
menguntungkan pada sisi pembangunan. Jika diikuti dengan kesiapan masyarakat
dan pemerintah dalam membangun sistem dan kebijakan yang memberikan ruang bagi
anak muda untuk berkarya, tentu akan menjadi modal besar bagi negara ini.
Tantangan
bonus demografi dengan melimpahkan sumber daya anak muda dan tenaga produktif
yang selaras dengan tantangan dunia global, yakni perkembangan teknologi
informasi dan era siber.
Generasi milenial dengan segenap karakternya,
diharapkan dapat menciptakan terobosan dengan gagasan kreatif, keberanian, dan
keunggulan sumber daya yang ditopang dengan komunitas anak-anak muda. Ide-ide
kreatif di bidang teknologi digital
sering kali muncul dari keberanian generasi milenial yang mencoba mendobrak
kemapanan.
Namun generasi milenial Indonesia haruslah
menjadi generasi yang tidak kehilanagan idenditasnya. Jangan sampai generasi
ini menjadi generasi yang rapuh karena lemahnya karakter dan lemahnya
spiritualitas diri.
Jika lapisan generasi ini memiliki relasi dengan pertemanan
global melalui topangan dunia internet, perlu ada penguatan karakter dan
identitas kultural Indonesia agar generasi ini tidak tercabut dari akar
budayanya sehingga bonus demografi benar-benar menjadi bonus bagi bangsa
Indonesia.
Untuk menguatkan akar kultural generasi ini,
perlu ada strategi bersama baik dari pemerintah, ormas, partai politik maupun masyarakat untuk
mendorong ruangan kreatif bagi anak
muda yang berfondasi pada nilai-nilai dan indentitas ke-Indonesiaan.
Dengan
bersinerginnya berbagai pihak bukan tidak mungkin bonus demografi akan benar
benar menjadi keuntungan bagi bangsa Indonesia. (Faishal)
No comments:
Post a comment