![]() |
doc. Walid/Arta |
Araaita.com, Surabaya - Selasa lalu
(19/12), sekitar 90 pasang mata mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam
(KPI) UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya memenuhi ruang meeting di lantai dua
Hotel Santika Pandegiling Surabaya.
Puluhan mahasiswa itu
melaksanakan materi table manner dalam mata kuliah Psikologi Dakwah dan Pengembangan
Diri yang bekerjasama dengan hotel yang resmi dibuka pada tanggal 20 Februari
1998 tersebut.
Sudah sekitar lebih dari satu
dekade dosen pengampu mata kuliah
itu, Luluk Fikri Zuhriyah, melakukan kerjasama dengan hotel berbintang tiga
tersebut. “Kami sudah melakukan kerjasama dengan Hotel Santika Pandegiling
Surabaya seperti ini sejak 2004 lalu,” ungkapnya saat pembukaan acara.
Dalam acara itu, tak hanya
mengikuti materi table manner saja, tetapi mereka juga disuguhkan beberapa
fasilitas yang menjadi unggulan hotel pertama di Surabaya tersebut.
Jaidil Modanggu, mentor table
manner, mengapresiasi para peserta selama acara berlangsung. Tak ayal mereka sangat
antusias mengikuti acara yang berlangsung sekitar lima jam tersebut.
“Selama saya membawakan materi
table manner, sejauh ini mereka cukup bagus. Mereka juga antusiasnya tinggi dan
pro-aktif selama acara berlangsung,” ungkap pria berjas hitam itu.
Selain itu, Jaidil juga
mengatakan bahwa sebenarnya materi table manner tersebut mengikuti tata cara
orang Barat, tapi sisi lain pesertanya adalah mahasiswa muslim. Oleh karena itu,
pihak hotel yang diwakili oleh Jaidil menganjurkan dalam tata caranya tetap
mengikuti sisi baiknya dan meninggalkan sisi buruknya.
“Pesertanya ini tadi kan
mahasiswa muslim. Sementara table manner ini mengikuti tata cara orang Barat.
Tidak ada salahnya juga kita mengikutinya, cuma yang perlu digaris bawahi
adalah kita tidak perlu mengikuti yang tidak sesuai kaidah, seperti contoh
ketika makan yang mana posisi pisau ada di tangan kanan dan garpu di kiri.
Karena hal itu tidak baik dalam Islam, maka kita tetap menggunakan garpu di
tangan kanan,” jelas manajer restoran dan perjamuan itu.
Ia juga berpesan bahwa etika
dalam makan adalah faktor yang penting, karena dari situlah kepribadian
seseorang akan tampak oleh orang lain. “Attitude tetap faktor yang penting,
karena nanti kepribadian seseorang akan terlihat dari bagaimana ia bersikap,”
pungkasnya. (Moh)
No comments:
Post a comment