![]() |
doc. Repro Internet |
Teruntuk perempuanku,
ibu
Langit sudah mendung
Rinduku tak dapat
kubendung
Sampai kapan rindu
ini tak berpenghujung?
Guratan sedihku
selalu termenung
Teruntuk perempuanku,
ibu
Tetes air mata yang
kuanggap mutiara
Selalu menetes dalam
doa
Agar mampu bertemu
di syurga
Dalam peluk hangat
dan bahagia
Teruntuk perempuanku,
ibu
Kurasakan pahit
kehidupan tanpa hadirmu
Berjuang tanpa semangatmu
Bahagiaku tak pernah
murni
Sebab syurgaku telah
pergi
Ibu, kau kunanti
Dalam bait doa yang
tak kunjung henti
Surabaya, 14/12/17
Oleh: Ayu Kamalia Khoirun Nisa
No comments:
Post a comment