![]() |
Muhammad Afis* |
Tindak-tanduk yang berakar dari sebuah
pemikiran-pemikiran manusia yang ganas
telah mencetak wujud mereka seperti Batarakala. Batarakala -sepengetahuan
saya dari orang sepuh- ialah raksasa jahat yang dikisahkan di wewanyangan Jawa.
Banyak versi cerita tentang Batarakala, namun yang paling populer adalah kisah
ketika ia ingin merebut segala keindahan untuk menguasai lika-liku kehidupan.
Batarakala mempunyai prinsip yang licik. Ia
suka berubah-ubah wujud demi menipu, merampas, dan menyakiti manusia lain.
Awalnya ia akan memakai pakaian yang diminati masyarakat khalayak masa itu.
Kebetulan pada masa dulu orang-orang yang dihormati adalah seorang raja atau
bangsawan. Langsunglah ia menyamar menjadi seorang tokoh bangsawan itu. Ia
berjalan-jalan ke pasar, ke kampung, ke tempat pemujaan untuk menghasut dan
menebar kebencian. Ia membeberkan borok-borok kerajaan sehingga para rakyat
murka. Ia menghasut rakyat bahwa tidak ada lagi orang kerajaan yang pantas
memimpin. Lalu Batarkala-lah ditunjuk rakyat menjadi pemimpin mereka untuk
melakukan kudeta. Kerajaan roboh dan kemenangan atas pimpinan Batarakala yang
menyamar. Ia telah berkuasa dan menggugurkan dan membunuh siapa pun yang
meruntuhkannya. Hanya berbasis topeng bangsawan dan hasutan dunia bumi digelapkan.
Beberapa dekade manusia semacam Batarkala ini
muncul. Ketika dulu Batarakala harus berjalan-jalan ke pasar, kali ini manusia
radikal cukup menghadap ke kamera dan memasang kelicikannya di dunia maya. Cukup beberapa posting video saja sudah
menjadi cangkul untuk mengeruk isi kepala. Ada yang seperempat, sepertiga,
setengah bahkan seisi kepala pun dimonopoli. Tentunya Batarakala zaman now
lebih keren daripada zaman old.
Namun berbeda Batarakala zaman dulu yang hanya
ingin menguasai kehidupan bumi. Batarakala zaman now ingin menguasai semesta,
seperti bumi, venus, matahari, laut, langit dan segala unsur alam semesta
ini harus menjadi pion dan tunduk
padanya. Lalu, bisakah Batarakala zaman now atau manusia radikal itu menguasai
seluruh alam semesta? dengan segala kesombongan dan kelicikan bagi mereka
tentunya pasti menjawab IYA.
Kini mereka tengah membuat proyek untuk
menguasai langit. Dunia langit yang tak terbatas dan terukur oleh siapapun
kecuali Tuhan. Tuhan yang maha perkasa, sang penguasa jagad raya. Dan tentunya mereka tidak akan sanggup
menguasainya.
Hingga pada akhirnya manusia-manusia licik itu
membuat dunia langit mereka sendiri. Ia menciptakan aturan, hukum, dan
golongan-golongan manusia yang harus dimusnahkan, bahkan dengan liciknya
menciptakan Tuhan versi mereka sendiri. Tuhan diserupakan seperti mereka; Tuhan
yang harus dibela ketika dihina, men-sleding orang-orang yang menjelek-njelekan
kitabNya. Membuat seolah-olah Tuhan sedang sakit yang membutuhkan perawatan dan
perhatian dari mereka. Dengan cara sedemikian rupa dunia bumi dalam kekacauan.
Manusia saling mencaci, menghina, bahkan menusuk pemikiran-pemikiran yang
dianggap benar dalam porsi mereka sendiri. Tuhan asli hanya ketawa-tawa, dan
mungkin saja akan terpingkal-pingkal melihat makhluknya yang ingin berteater
tanpa naskah dari Tuhannya sendiri.
Dunia bumi boleh saja dikuasai, tetapi tidak
dengan Dunia Langit. Karena manusia, sepandai apapun dia tidak akan melebihi
Tuhan, sang penguasa jagad raya yang
samasekali tidak mungkin sakit. Untunglah Batarakala hanya sebuah cerita fiktif. Bila
tidak, barangkali saja ia sekarang sudah menyamar dengan memakai jubah putih
dan berdiri mendongeng di depan masyarakat saat ini.
Oleh: Muhammad Afis
*Penulis adalah Mahasiswa Semester I Komunikasi dan Penyiaran Islam
UIN Sunan Ampel Surabaya
No comments:
Post a comment