![]() |
Dok. Internet |
"Bukan Negeri Kualat" salah
satu kutipan dari sebuah stasiun televisi yang menggambarkan sebuah berita
penganiayaan terhadap tokoh agama yaitu seorang pastur, berita yang sedang hangat
dibincangkan di Negeri ini, Indonesia dan naasnya pelaku tersebut adalah seorang
mahasiswa yang seharusnya menjadi agen perubahan masyarakat, kasus yang belum diketahui
motifnya tersebut berlangsung selang beberapa minggu setelah kasus penganiyaan terhadap
ulama. Apakah keduanya saling berkaitan? Jika memang iya betapa mudah kita diprovokasi,
dimana janji kita untuk ikut serta merawat toleransi antar umat beragama untuk membangun
bangsa ini.
Indonesia dengan beragam agama,
etnis, budaya, suku, bahasa dan keragaman lainnya dan disatukan oleh bhineka
tunggal ika, memang sudah sepantasnya untuk menyongsong kedamaian. Lantas
bagaimana kita bisa memulainya? Seperti sebuah pepatah oleh Mahatma Gandhi "if
you want to make peace in the world, you have to start with children"
(jika kamu ingin menciptakan perdamaian di dunia, kamu bisa memulainya dari
anak kecil)
Ilmu perdamaian, menurut saya memang
sudah sepatutnya mulai diajarkan sejak kecil,
dengan menciptakan indonesia damai yang merawat toleransi di masa yang
akan datang harus dimulai sedini mungkin. Bagaimana caranya kita mengajarkan
nilai-nilai perdamaian kepada anak-anak agar mereka faham bahwa "different
is not enemy" perbedaan bukan musuh, selanjutnya dimulai dari diri
sendiri bagaimana kita tidak mudah terprovokasi oleh para pengadu domba yang
mengkotak-kotakan tembok pemersatu bangsa Indonesia.
Sangat mudah bagi Negara yang ingin
meruntuhkan Indonesia hanya dengan satu kunci, yaitu memecah belah umat
beragama yang begitu beragam di Negeri ini. Sepatutnya hal itu menjadi
penyemangat kita agar semakin kuat membangun benteng perdamaian yang kokoh
menuju Indonesia tahun 2045, yang mungkin semuanya akan sangat canggih bahkan
hanya karena pertikaian di media sosial berujung perang antar agama. Ingatlah
untuk bersatu tidak harus sama
Prasangka-prasangka negatif terhadap
perbedaan etnis, agama, status ekonomi, sosial hingga bahasa harus dihapuskan, bersama untuk mengatasi
konflik, menolak kekerasan yang ada, mengakui kesalahan dan saling memaafkan
itulah beberapa point penting yang harus kita tancapkan dalam diri kita,
melalui hal tersebut kita mampu merawat toleransi di bawah bhinneka tunggal
ika. betapa indahnya dunia ini ketika semua umat manusia saling memahami dan
tidak berprasangka buruk terhadap perbedaan. Karena setiap agama mengajarkan
kedamaian. Sebab itu pahamilah agama lain karena dengan itu kita akan mampu
menghargai perbedaan bukan untuk menggoyahkan kepercayaan. Innama a'malu
binniat.
Terakhir saya mengutip dari pemikiran
Turki Syekh Baiduzzaman Said Nursi bahwa yang layak dimusuhi bersama adalah
permusuhan itu sendiri. Jika seluruh umat memegang prinsip itu maka tidak ada
permusuhan di atas muka bumi ini.
Oleh: Ayu Kamalia Khoirun Nisa'
No comments:
Post a comment