![]() |
Dok. Moh/Arta |
Araaita.com
- Awal tahun ini masa bakti kepengurusan tiap himpunan mahasiswa prodi (HMP) di
UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya hampir sudah melakukan rotasi manggala
pengurus serta anggotanya.
Terutama yang menjadi sorotan adalah
sistem pemilihan ketua HMP Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) pada dua
periode terakhir kepengurusan. Sistem pemilihan di UINSA saat ini kebanyakan
masih menggunakan sistem pemungutan suara pada umumnya.
Padahal dari tim IT (Information
Technology, red) dari Fakultas Sains dan Teknologi sudah mensosialisasikan pada
seluruh HMP di UINSA bahwa mereka akan menfasilitasi dengan sistem online
maupun semi-online.
Namun terhitung pada dua periode
terakhir, hanya HMP KPI yang memakai sistem semi-online yang sudah disiapkan oleh tim IT.
Rosyidul Adzi, ketua Komisi Pemilihan
Umum (KPU) KPI, lebih mempertahankan sistem yang sudah dipakai tahun lalu pada
tahun ini dengan alasan mengantisipasi terjadinya golput (surat suara yang
tidak sah, red) saat pemilihan dilakukan.
“Kami memakai sistem ini karena kami ingin
mengantisipasi adanya golputisasi,” ungkapnya saat ditemui di aula Fakultas
Dakwah dan Komunikasi (FDK) siang tadi (19/3).
Pria yang kerap disapa Ocid itu berharap
pada panitia KPU selanjutnya meneruskan budaya tersebut dengan menggunakan
sistem semi-online.
“Saya rasa ini sistem yang pas dan
berharap terus dibudayakan ke generasi berikutnya,” pungkas mahasiswa dengan
kemeja flanel birunya. (Moh)
Baca Juga :
- Unggul 143 Suara, Ahmad Ziyaul Haq Terpilih sebagai Ketua HMP BKI
- Ketua Himaprodi MD Terpilih, Jadi Harapan Baru Prodi MD
- Peserta Pemilih Tak Maksimal, KPU Anggap Mahasiswa Tak Tahu Calon Kandidat
Baca Juga :
- Unggul 143 Suara, Ahmad Ziyaul Haq Terpilih sebagai Ketua HMP BKI
- Ketua Himaprodi MD Terpilih, Jadi Harapan Baru Prodi MD
- Peserta Pemilih Tak Maksimal, KPU Anggap Mahasiswa Tak Tahu Calon Kandidat
No comments:
Post a comment