![]() |
Doc. Istimewa |
Araaita.com - Isu panas mengenai pelarangan penggunaan cadar yang
tengah ramai atas keputusan Yudian Wahyudi selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (UINSUKA) rupanya mengundang kontra banyak
kalangan.
Pasalnya, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA)
pun ternyata memberlakukan peraturan yang sama sejak dua tahun kemarin.
Dilansir dari suarasurabaya.net, Abdul A'la selaku Rektor UINSA mengaku,
pelarangan penggunaan cadar di lingkungan kampus didasarkan pada proses
komunikasi yang dirasa kurang efektif jika menggunakan cadar.
Kabar ini sontak menyulut beberapa reaksi mahasiswi
bercadar UINSA. Salah satunya Hajar yang mengaku tidak setuju dengan keputusan
pimpinan tertinggi dimana ia menimba ilmu saat ini.
Menurutnya, selama ini kendati dirinya memakai cadar,
proses komunikasi dengan temannya tidak pernah terganggu.
"Saya tidak setuju keputusan bapak rektor yang
melarang penggunaan cadar karena selama ini teman-teman saya tidak ada yang
komplain dengan suara saya saat berkomunikasi maupun saat presentasi di depan
kelas," ujarnya saat ditemui di Fakultas Dakwah dan Komunikasi pada Kamis
(8/3).
Ia juga menambahkan bahwa dirinya tidak merasa merugikan
pihak lain dengan menggunakan cadar. "Saya tidak pernah merugikan orang
lain dengan cadar saya, baik teman saya ataupun yang lain," tambah
mahasiswi lulusan salah satu pondok di Lamongan itu.
Mahasiswa semester empat itu juga menyayangkan soal
pelarangan penggunaan cadar di satu-satunya perguruan tinggi islam negeri di
Surabaya itu. Pasalnya, saat pendaftaran penerimaan mahasiswa baru, Ayahnya
sempat menanyakan mengenai penggunaan cadar di UINSA kepada pihak panitia pendaftaran.
"Saat daftar dulu, Ayah sudah sempat bertanya ke
pihak panitia pendaftaran soal penggunaan cadar. Dan katanya diperbolehkan
dengan alasan banyak mahasiswi yang bercadar di kawasan kampus,"
kenangnya.(cil)
No comments:
Post a comment