Dok. Riya/Arta |
Araaita.com – Munculnya himbauan pelarangan mahasiswi bercadar di kampus UIN
Sunan Ampel Surabaya hingga saat ini masih simpang siur dan menuai kontroversi.
Dilansir dari Media Metrobatam.com bahwa rektor Uinsa melarang
mahasiswinya bercadar.
Hal itu lantaran rektor Uinsa
menganggap penggunaan cadar akan mengganggu proses komunikasi menjadi tidak
efektif.
Namun berbeda dengan wakil rektor tiga Uinsa, Ali Mufrodi. Ia justru
tidak mempermasalahkan mahasiswinya menggunakan cadar selama tidak mengganggu
proses komunikasi.
“Cadar itu tidak melanggar aturan agama, ya kalo yang memakai
itu bisa komunikasi dengan efektif, tidak mengganggu perkuliahan berarti tidak
masalah,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya Jum’at, 16/03.
Bahkan ia mengaku, jika selama ini tidak ada masalah dengan
mahasiswi yang bercadar.
“Mahasiswa saya ada yang pakai di fakultas adab, selama ini
baik-baik saja,” ungkap warek 3 tersebut.
Menurut Ali Mufrodi alasan rektor Uinsa, Abdul A’la mengeluarkan
pernyataan pelarangan cadar tersebut lantaran dikhawatirkan mengganggu proses
komunikasi menjadi tidak efektif.
“Ya saya kira begini, larangannya kan karena tidak komunikatif. Selagi pakai cadar dan bisa bergaul serta bisa berkomunikasi efektif ya tidak masalah. Selagi menurut agama tidak
dilarang ya silahkan,” pungkasnya. (Riya)
No comments:
Post a comment