![]() |
dok. Apis Arta |
Malik, wakil koordinator keamanan, menegaskan semua ini hanya untuk
menjaga keamanan. “Meskipun tidak pulang, intinya semua ini demi keamanan,”
tutur lelaki berkaos hitam itu.
Malik juga menambahkan bahwa kebijakan ini
atas perintah kepala bagian umum. Pengamanan
ini juga dilaksanakan atas himbauan dari Polrestabes untuk meningkatkan
kewaspadaan dan memperketat keamanan.
“Soalnya tadi Graha Pena ketangkep dua
teroris. Dari Polrestabes juga menghimbau adanya pengawasan ketat, agar tidak
kemasukan teroris,” ungkapnya sambil memberikan pengarahan kepada pengendara
motor.
Beberapa mahasiswa yang mengendarai sepeda
motor sempat kebingungan karena adanya pelarangan masuk kampus setelah pukul 22:00
WIB. Seperti yang dialami Eko, mahasiswa Fakultas
Syariah dan Hukum. Ia hendak menginap di kampus bersama rekan-rekannya. Karena
terdapat beberapa pihak keamanan yang berjaga di depan gerbang ia sempat
kebingungan, namun akhirnya ia mau memahami kebijakan tersebut.
“Sebelumnya saya bingung, ada apa ini. tapi
setelah denger rame-rame tadi saya tau alasannya,” tutur pria semester dua
tersebut.
Sependapat dengan Eko, Akbar mengaku setuju
jika keamanan selalu diperketat untuk menimilisir aksi teroris. Bahkan
menurutnya mahasiswa harus menyikapi dengan penuh pengertian.
“Sudah beberapa titik di Surabaya, mulai hari
minggu hingga pagi tadi yang menjadi aksi pengeboman. Ya nggak salah kalo dari
uinsa sampai siaga satu,” ungkap mahasiswa dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi
tersebut. (amj)
No comments:
Post a comment