![]() |
Dok. Istimewa |
Plastik adalah bahan yang mempunyai kemampuan
untuk dibuat ke berbagai bentuk jika terpapar panas dan tekanan. Plastik dapat
berbentuk batangan, lembaran, atau blok. Bila dalam bentuk produk dapat berupa
botol, pembungkus makanan, pipa, peralatan makan, dan lain-lain. Kini, plastik memiliki peranan
penting dalam kehidupan sehari-hari mulai membungkus makanan, minum dengan
botol kemasan, membawa kantong plastik untuk membungkus barang dan masih banyak
lagi.
Namun
dibalik kepraktisannya, plastik merupakan bahan yang sangat membahayakan bagi
kehidupan sekitar. Bagi lingkungan, sampah plastik yang
terbawa arus laut dapat mencemari ekosistem laut dan menimbulkan kematian pada
hewan-hewan laut. Sedangkan jika sampah plastik tertimbun di tanah, maka sampah
plastik yang mengandung racun partikel plastik dapat membunuh hewan pengurai seperti
halnya cacing yang berakibat menurunkan tingkat kesuburan tanah. Bahkan, sampah
yang menumpuk di sungai dapat menimbulkan pendangkalan dan penyumbatan aliran
sungai menyebabkan banjir.
Bukan hanya bagi lingkungan, plastik juga
berpengaruh pada kesehatan manusia. Contohnya asap pembakaran limbah plastik
dapat memicu penyakit kanker, gangguan pernapasan, gangguan sistem saraf, serta
hepatitis. Selain itu, jika kita menggunakan kemasan plastik dalam makanan dan minuman
terus menerus maka akan memberi efek negatif pada kekebalan tubuh dan regulasi
hormon yang secara tidak langsung mempengaruhi kesuburan sehingga rentan
terkena penyakit kanker, kemandulan, kerusakan genetik, kesalahan kromosom,
keguguran, dan cacat lahir.
Mirisnya, melalui data kementrian pekerjaan umum serta
perumahan rakyat Republik Indonesia, produksi sampah plastik di Indonesia
menduduki perigkat kedua di dunia dengan sampah domestik 5,4 juta ton
pertahunnya. Sedangkan plastik adalah suatu bahan yang sulit diurai
diperkirakan sekitar 500 hingga 1000 tahun plastik baru bisa diurai.
Bila dibandingkan
antara penggunaan plastik yang terus menerus terhadap waktu yang dibutuhkan
untuk terurai tentu sudah dapat dibayangkan bagaimana dampak penumpukan limbah
plastik pada lingkungan. Tidakkah jika kita membuat kerusakan maka termasuk
orang yang mempersekutukan Allah.
Hal ini sesuai dengan firmannya
dalam Q.S Ar-Rum ayat 41-42 yang artinya artinya. “Telah tampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka
merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan
yang benar). Katakanlah (Muhammad), Bepergianlah di bumi lalu lihatlah
bagaimana kesudahan orang orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah
orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
Padahal, kita sebagai
manusia sudah diamanahkan olehNya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. Agar
lingkungan dapat terjaga maka ada beberapa upaya yang dapat kita lakukan yaitu
menanggulanginya dengan berbagai hal. Jika di Jepang dikenal dengan istilah Furoshiki
yang merupakan teknik membungkus dan membawa barang dengan menggunakan
sehelai kain persegi. Jika orang jawa mengenalnya dengan nama Boenthelan dan
Boenthelan ini dapat digunakan untuk membungkus barang seperti buku, kotak,
botol, dan sebagainya. Selain itu, kita juga dapat menyiasati dengan membawa
tempat sendiri dan menolak kresek plastik ketika penjual akan membungkus barang
yang kita beli.
Selanjutnya upaya yang
dapat kita lakukan yaitu kemanapun membawa tumbler minuman dan kotak makan yang
ramah lingkungan. Sehingga ketika kita kehausan atau ingin membeli sesuatu maka
dapat menggunakan wadah yang sudah dibawa. Bukan hanya itu, ketika kita sudah
terlanjur membeli suatu bahan yang berbahan plastik maka dapat menggunakannya
sebagai kerajinan misalnya vas bunga, tempat pensil, hiasan dinding dan lain lain.
Oleh : Arifah Syarofina
Mahasiswi Komunikasi dan Penyiaran Islam
No comments:
Post a comment