Araaita.com - Pembatasan keterlibatan
mahasiswa dalam Pengenalan Budaya Kampus dan Kemahasiswaan (PBAK) yang menuai
demonstrasi, berujung audiensi. Rabu pagi (29/8/2018), setelah adanya aksi
demonstrasi di gedung Twin Tower UIN Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, rektor
UINSA, Masdar Hilmy, mengajak beberapa mahasiswa untuk ngopi bersama di Wisma
Bahagia.
Terlihat DEMA dan SEMA-U, serta beberapa
mahasiswa turut mengikuti ajakan ngopi bersama rektor baru tersebut.
“Iya ngopi biasa-biasa saja. Ngopi santai,” lirih Kholili, koor lapangan aksi.
Ahmad salah satu mahasiswa yang juga ikut
ngopi bersama tersebut juga mengatakan hal sama, hanya bersifat ngopi-ngopi
biasa. Namun, ternyata dibalik ngopi santai itu terdapat beberapa pembahasan
mengenai mahasiswa.
“Pembahasan mengenai pengangkatan DEMA dan SEMA–U,” ungkap
mahasiswa semester 7 tersebut.
Masdar Hilmy, menyampaikan bahwa ngopi
bersama tersebut tidak ada pembahasan apa-apa. Hanya saja, ia mencoba mengatasi
permasalahan yang diwarisi oleh kepemimpinan sebelumnya, yakni Abdul A’la mengenai
pemilihan DEMA dan SEMA-U lantaran tidak sesuainya dengan ketentuan Surat
Keputusan (SK) Dirjen point pertama Syarat dan Ketentuan Cara Pemilihan point
kedua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA). Kejadian tersebut berdampak pada tidak
adanya penurunan SK DEMA dan SEMA-U sejak pemilihan umum bulan April lalu.
Rektor UINSA akhirnya mengambil keputusan
dengan melakukan langkah penyelamat terhadap permasalahan yang telah terjadi.
Dengan meredam perselisihan yang ada agar tetap kondusif, maka rektorat akan
menurunkan SK namun hanya berlaku untuk empat bulan saja. Dan rencananya akan
diadakan pemilihan umum ulang.
“Kita harus move on. DEMA dan SEMA-U dapat bekerja sesuai fungsinya
dan rektorat pun demikian. Pun nantinya akan ada pemilihan ulang dengan syarat
dan tata cara pemilihan yang sesuai dengan aturan Direktur Jenderal Pendidikan
Islam,” sambungnya.
Tutupnya, dalam perbincangan ngopi bersama
terdapat pembahasan mengenai unsur-unsur kepanitiaan Pengenalan Budaya Kampus
dan Kemahasiswaan (PBAK). Terlebih pembahasan mengenai kebijakan prosentase
keterlibatan mahasiswa yang ditetapkan oleh rektorat, namun ternyata
“Saya awalnya masih berfikiran positif bahwa teman-teman sudah ada
perwakilan dari kalangan mahasiswa. Tapi ternyata tidak,” imbuhnya.
Kembali ia mengatakan bahwa pada saat siang
hari itu dari kalangan mahasiswa yang ikut serta ngopi bersama menyatakan bila
kalangan tersebut berbeda dengan aksi protes terkait minimnya keterlibatan
mahasiswa.
“Loh lalu kalian ini kelompok apa? Kami kelompok DEMA dan SEMA.
Tentu kalian ini tidak bisa terlibat dalam PBAK karena tidak ada legalitasnya,” tutupnya.(Ning)
No comments:
Post a comment