![]() |
Dok. Istimewa |
Araaita.com
- Perselisihan yang terjadi antara Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Adab dan
Humaniora (FAHUM) dan juga Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) masih berlanjut pagi
tadi (9/10). Menurut keterangan dari Sohibul Buroq yang merupakan salah satu
saksi mata, hal tersebut terjadi karena pihak HMI mendirikan stand lagi dengan
memasang bendera organisasi mereka. Akibatnya, sempat terjadi adu mulut dan
juga saling dorong antar anggota dari pihak SEMA maupun HMI.
“Ya,
tadi pas kejadian sampai ada salah satu dosen yang melerai,” tutur pria
berkemeja lengan pendek tersebut.
Setelah
adanya perselisihan yang terjadi di luar gedung FAHUM, kemudian tak lama
setelah itu, dilakukan mediasi terkait perseteruan sebelumnya dengan pihak dekanat
sebagai penengahnya. Dari keterangan Nasaruddin, Wadek III FAHUM, adanya
mediasi tersebut tak ada hubungannya dengan perselisihan siang tadi.
“Saya
tidak tahu kalau tentang perselisihan yang baru saja terjadi,” ujar pria
berkacamata itu.
Baca juga: Berebut Legalitas Stand, HMI dan SEMA FAHUM Bentrok
Baca juga: Berebut Legalitas Stand, HMI dan SEMA FAHUM Bentrok
Alwy
Muhdor, Ketua SEMA FAHUM, saat ditanyai merasa kurang puas dengan mediasi yang
telah dilakukan oleh pihak dekanat, SEMA dan juga HMI. Pasalnya, ia merasa
tidak ada hasil yang dicapai dalam mediasi tersebut, karena mereka hanya
diberikan sedikit hak bicara pada saat itu.
”Itu
tidak seperti mediasi, hanya seperti ajang ceramah saja,” keluhnya saat
diwawancarai.
Senada
dengan Alwy, Soni selaku demisioner HMI, juga membenarkan tentang tidak adanya
hasil dari mediasi yang telah dilakukan. Saat ditanyai perihal stand pun, ia
mengaku bersalah, karena masih membawa dan memasang atribut ormek yang
seharusnya tidak boleh dipajang. “Ya kita memang salah,” ungkapnya. (Isz/Phi)
Sama sama salah wkwkwk
ReplyDelete