![]() |
Tampak Arif (putih) sedang menjelaskan materi (Doc. Arta/Sachi) |
Dalam acara yang diadakan Keluarga Pelajar Mahasiswa Banyuwangi Surabaya (KPMBS), pria yang juga mengajar sebagai dosen Bimbingan Konseling Islam (BKI) tesebut, menceritakan awal ia menemukan teori itu berangkat dari ketertarikan dan kekaguman pada seni budaya osing. Secara khusus pada kesenian Aljin yang di dalam seni Aljin ini terdapat pesan-pesan yang berasal dari kitab Lontar Yusup.
Kesenian Aljin sendiri bisa dikatakan mirip drama atau lawakan yang diselipkan nasihat tentang kehidupan keluarga dan bermasyarakat yang berasal dari Banyuwangi.
Ia juga sedikit menjelaskan saat diwawancarai via Whatsapp tentang Seni Aljin yang disebut juga dengan Pacul Gowang yang memiliki makna tidak ada kesempurnaan. “Setiap manusia pasti punya kekurangan dan kekhilafan,” maka perlu mendapatkan nasihat-nasihat.
Dari fenomena tersebut ia terusik untuk meneliti tentang konten atau isi Kitab Lontar Yusup tersebut. Sehingga ia menemukan teori konseling baru yang berbasis pada Kitab Lontar Yusup.
“Saya menemukan teori baru yaitu teori tentang konseling yang berbasis pada Kitab Lontar Yusup. Ini teori baru. Ini konseling baru,” paparnya.
Tak hanya itu, Arif juga mengatakan bawasannya selain mememiliki teori baru yang berbasis dari kitab Lontar Yusup terdapat sesuatu yang mewah dari buku tersebut.
“Yang baru dan mewah karena Buku Konseling Lontar Yusup baru diterbitkan di UIN Sunan Ampel Surabaya,” pungkasnya. (Sachi)
No comments:
Post a comment